Share

Murah Hati atau bodoh

“Lo yakin, berharap gue berani?”

Deril tidak seyakin dulu menganggukkan kepalanya. “Gue nggak sebaik itu ternyata. Sorry, kalau selama ini gue terdengar munafik.”

Reksa tertegun, dia tidak menyangka akan mendapatkan permintaan maaf, dan dia tidak tahu harus bersikap bagaimana. “Lo nggak perlu minta maaf lagi.”

“Gue takut, apalagi di saat hati Anira saat ini nggak tahu ada di siapa.” Deril berkata setengah jujur. “Tapi jangan biarkan gue atau siapapun menghentikan lo untuk mendekati Anira.”

Ini adalah jawaban yang Deril temukan setelah dia berpikir sangat panjang. Kali ini, dia bisa dengan sepenuh hati mengatakannya.

Dengan mudah menerima mungkin tidak akan pernah dia rasakan. Namun, setidaknya dia bisa bersaing dengan cara yang lebih sehat dengan seperti ini.

“Kita bersaing secara adil, kan?”

Deril menjulurkan tangannya ke arah Reksa.

“Adil?” Reksa menatap tangan terjulur itu dengan pandangan yang sulit diartikan. “Hal seperti ini nggak pernah ada kata adil, Ril.”

Itu adalah s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status