"Benarkah?" tanya Kahiyang Dewi.Bara Sena mengangguk."Ini menjadi seperti semula. Hanya enam titik meridian yang terbuka. Sisanya tak bisa kurasakan lagi. Padahal sebelumnya 54 titik semuanya terbuka dengan sempurna..." kata Bara Sena sambil menatap tangannya."Mungkin karena pukulan Sakti itu yang membuat titik meridian milikmu terbuka untuk sementara," sahut Kahiyang Dewi."Mungkin saja begitu. Kalau begitu, sebaiknya kita pergi menyusul Xia Yu, aku mengkhawatirkannya..." ucap Bara Sena."Baiklah, masukkan aku kedalam Dunia Penyimpanan. Aku butuh istirahat setelah mengeluarkan banyak tenaga," kata Kahiyang Dewi.Bara mengangguk. Dia mengarahkan telapak tangannya ke arah Kahiyang Dewi. Wanita cantik berambut putih itu pun segera masuk ke dalam telapak tangan kanan Bara yang menyala kuning.Setelah Kahiyang Dewi masuk kedalam telapak tangan, Bara pun segera melesat pergi meninggalkan tempat tersebut.Setelah dia pergi, tanpa satu orng pun yang tahu, sesuatu bergerak-gerak di dalam t
Bara Sena menatap mayat Xiao Zen yang tergeletak dengan kepala pecah dan isinya berhamburan di tanah. "Manusia sepetimu pantas mati," ucap Bara lalu melangkah mendekati kereta kuda.Dia melihat Xia Yu yang duduk di dalam kereta dalam keadaan terikat. Dengan segera Bara melepaskan ikatan tersebut dan menurunkan gadis yang dulunya adalah bibi kecilnya."Kau tidak apa-apa Xia Yu?" tanya Bara sambil mengelus kepala gadis itu dengan penuh perasaan.Xia Yu langsung memeluk pemuda itu tanpa pikir panjang lagi. Dia menangis di dada Bara Sena hingga sesenggukan."Aku takut...Aku sangat ketakutan sekali...Aku takut saat melihatmu tak bergerak di sana..." ucap gadis itu dalam sela tangisnya."Sekarang semua sudah baik-baik saja Xia Yu. Tak perlu menangis lagi..." ucap Bara sambil membelai punggung gadis itu.Xia Yu mendongakkan wajahnya. Dia menatap Bara dengan tatapan khawatir."Ayahku...Dimana dia?" tanya nya membuat jantung Bara terasa berhenti berdetak. Dia tak memperhitungkan jika Xia Yu a
Xiao Shin duduk di ruangannya. Dia membuka semua gulungan catatan perjalanan Xiao Zen selama merekrut orang-orang dari Keluarga Xiao yang ada di beberapa kota, termasuk salah satunya kota Nanjing. Tempat terakhir yang Xiao Zen kunjungi sebelum dia ditemukan mati di tengah perjalanan antara kota Nanjing dan kota Yushan."Hm...Jadi dia membuat masalah dengan Xia Qing Yue? Lalu ada sedikit konflik antara dia dan Chu Yue Li dari Istana Awan Es. Apakah mungkin Istana Awan Es ikut terlibat dalam kasus ini? Tapi...Aku merasa ragu jika mereka berbuat sejauh itu..." batin Xiao Shin sambil kembali membuka lembaran gulungan yang lain."Hm, Xiao Feng ini...dia cukup cerdas membuat Kepala Keluarga Xiao Wang kalah berdebat dengannya. Otaknya cukup bisa diandalkan. Tapi dunia ini tidak hanya membutuhkan kecerdasan. Yang kuat yang bisa menjadi penguasa..." ucap Xiao Shin.Matanya tiba-tiba tertuju pada sebuah tulisan dimana tulisan tersebut mencatat tentang pertarungan Xiao Feng melawan Xiao Wang dan
"Kau berada di tempat pertarungan!?" tanya Xiao Shin terkejut.Pria yang mempunyai luka bakar di sekujur tubuhnya itu mengangguk."Orang yang menghancurkan tempat ini adalah Xiao Feng. Dia menjuluki dirinya sendiri dengan nama Bara Sena. Aku melihat sendiri dia terbang di udara dan menghantam kediaman keluarga Xiao menggunakan 9 bola api..." kata pria tersebut."Apakah luka pada tubuhmu ini juga berasal dari ledakan yang di timbulkan oleh 9 bola api tersebut?" tanya Xiao Shin masih tak percaya dengan ucapan pria tersebut. Dia menduga bisa jadi pria itu mengada-ada untuk mencari keuntungan. "Luka ini berasal dari ledakan itu...Sepertinya tuan tidak mempercayaiku?" kata pria tersebut."Bagaimana bisa aku mempercayai perkataan orang asing yang aneh seperti dirimu!?" ucap Xiao Shin sambil melotot.Pria tersebut menyeringai."Terserah tuan mau percaya atau tidak. Yang jelas Xiao Feng saat ini telah pergi bersama putri Xiao Lie yang bernama Xia Yu. Saya pun menduga kematian tuan muda Xiao
Bara Sena mencium kening Xia Yu. Lalu dia pun melangkah keluar dari dalam rumahnya."Aku akan kembali setelah dari pasar," kata Bara Sena.Xia Yu tersenyum."Aku akan menunggu kakak dirumah," kata Xia Yu.Bara melangkah pergi meninggalkan rumah yang ada di tengah kebun buah persik. "Sudah sepuluh hari aku berada ditempat ini. Sekarang titik meridian milikku telah terbuka sembilan. Aku harus berlatih lagi untuk meningkatkan kekuatan. Tempat yang aman ini...Semoga akan selalu seperti ini..." batin Bara Sena.Namun sayangnya harapan Bara tidak terwujud. Beberapa jam setelah dia pergi dari kebun itu, puluhan bayangan hitam bergerak cepat di dalam kebun menuju ke rumah milik Bara Sena dimana di dalam sana hanya ada Xia Yu yang tengah menanak nasi dan menumis sayuran.Terdengar ketukan pintu membuat Xia Yu segera melangkah ke ruang depan. Saat itulah dia merasakan aura membunuh."Siapa yang ada diliuar? Sepertinya bukan kakak Bara..." batin Xia Yu.Dia segera mengambil pedang yang tergantu
Bukit Huangshan,Xia Yu terlihat tak berdaya dengan tubuh kotor oleh darahnya sendiri. Dia tak sadarkan diri tergeletak di atas tanah berbatu di puncak bukit Huangshan. Bukit yang berukuran cukup besar di kota Yushan."Tetua Xiao Shin, apakah menurutmu Bara Sena akan datang ke tempat ini?" tanya pria yang bertugas menculik Xia Yu."Tenang saja. Dia sangat peduli pada gadis ini. Aku yakin dia akan segera datang," kata Xiao Shin.Ada dua tetua yang berada di bukit tersebut. Sementara tetua yang lain berada Sekte Utama untuk berjaga-jaga jika ternyata Bara Sena malah justru menyerang Sekte tersebut."Semua jebakan telah kita pasang. Para pendekar juga juga siap untuk melakukan serangan kejutan saat dia melangkah ke kaki bukit ini," kata pria bercadar tersebut."Bagus, tetua ke-5 Xiao Gu juga sudah siap dengan para pendekar yang menanti di sekitar lereng bukit bagian selatan. Jika dia melewati tempat itu, aku yakin Bara Sena ini akan menemui banyak kesulitan yang memudahkan kita untuk me
Tiga orang menuruni bukit Huangshan dengan cepat. Mereka juga berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan di tengah jalan. Ketiganya bukanlah Pendekar sembarangan. Mereka adalah pendekar dari Sekte Utama yang telah selesai berlatih hingga ke tahap Awal Pemurnian Tulang.Ketiganya juga akan menjadi pengganti tetua generasi selanjutnya. Bagi Sekte Utama ketiganya adalah orang-orang hebat di Sekte sehingga mereka sangat dihargai.Bara Sena menyelinap dibalik pohon untuk mengintai saat dia merasakan hawa kehadiran tiga Pendekar membuatnya segera bersembunyi."Mereka bukan orang-orang yang lemah...Rupanya Sekte Utama diisi banyak Pendekar hebat..." batin Bara.Setelah ketiga pendekar itu lewat, Bara Sena kembali melesat ke atas. Dia merasa enggan untuk menghadapi ketiga pendekar tersebut. Entah mengapa ketiganya seperti berada di atas Xiao Gu atau tetua ke-5 dalam hal kemampuan."Urusanku adalah di puncak bukit itu. Jika aku mengurus mereka, itu akan memperlambatku...Xia Yu harus
Istana Awan Es,Xia Qing Yue menghadap Ratu Es dan berlutut di lantai. Begitu juga Chu Yue Li."Kalian cukup lama berada di luar sana. Apa saja yang kalian berdua lakukan?" tanya Ratu Es."Maaf Ratu, seperti yang pernah saya katakan beberapa waktu yang lalu, urusan Pernikahan Xia Qing Yue cukup panjang. Qing Yue meminta saya untuk melakukan beberapa hal," kata Chu Yue Li.Mata biru Ratu Es menatap ke arah Xia Qing Yue. Gadis itu tak bergeming di tatap oleh orang nomer satu di Istana Awan Es tersebut."Ada apa dengan pernikahan yang hanya di mata saja Qing Yue?" tanya Ratu.Qing Yue membungkuk hormat."Pernikahan itu adalah untuk membalas jasa orang tua dari Xiao Feng. Tapi hanya dengan pernikahan saja itu tidak cukup Ratu...""Apa!? Pernikahan saja tidak cukup!? Arogan sekali bocah dari keluarga Xiao itu!?" tanya Ratu dengan mata menyorot tajam."Bukan begitu Ratu, seperti yang kita ketahui, kita tidak diperbolehkan memiliki perasaan terhadap lawan jenis karena Kutukan es yang mengha