Ledakan besar tercipta setelah peluru yang ditembakan ke arah mereka bertabrakan dengan selubung yang mengelilingi kediaman keluarga Knox. Suara jeritan bergema dimana-mana, orang-orang menjadi sangat panik dan takut setelah menyaksikan sendiri bagaimana mengerikannya sebuah peluru raksasa ditembakkan ke arah mereka."Semuanya tenang!" Youna Scarlett meminta tamu yang berhamburan untuk tenang, namun tidak ada yang mendengarkannya."Semuanya tenang!" teriakan menggema dari dalam aula, tuan besar Knox berdiri, kembali berteriak hingga semua orang terdiam di tempat. "Tidak ada yang berlari panik. Semuanya diharapkan untuk tenang!" ujarnya. Menyaksikan dengan mata kepala sendiri jenderal yang dulu melindungi Soul Planet bersuara. Wibawanya tidak pernah hilang."Tidak akan ada yang terluka selama kalian tetap berada di dalam selubung! Tetap berada di dalam selubung, jangan panik dan mengakibatkan orang lain terluka. Banyak anak-anak di sini!" setelah yakin semua tamu mendengarkannya, sang
"Bisakah kau lebih cepat?" "Tuan, jika anda tidak membuat kekacauan di awal, kita sudah di tempat aman sekarang." suara-suara yang terdengar aneh itu semakin dekat ke arah mereka, semua orang menahan nafas, Quinn yang berada di depan berusaha untuk membuat semua orang menjadi tenang. Ketika matanya menatap tajam kepada bangsawan pembuat masalah, tangan kanannya memegangi seorang anak, menahan anak itu agar tidak berteriak. Dari ujung lorong yang dipenuhi dengan warna merah dan hitam bergantian, seekor monster melata mendekat. Seluruh tubuh makhluk itu dipenuhi oleh sisik, ia berjalan dengan empat kaki, lidaknya terjulur, air liurnya menetes di lantai. Mereka seperti bisa mendengar tetesan air liur dari mulut yang terbuka. Seorang anak di tangannya sudah menangis, Quinn memperingatkan semua orang agar tidak berisik. Kling Suara pintu lift yang terbuka mengalahkan detak jantung panik semua orang. Quinn memerintahkan mereka semua untuk segera masuk ke dalam lift. "Tetap tenang." para
Tidak ada satupun kata yang bisa menggambarkan perasaannya saat ini selain rasa pusing dan sakit di pundaknya. Tersedot masuk ke dalam lubang hitam adalah pengalaman pertama bagi Quinn, pengalaman pertama yang tidak ingin ia rasakan lagi."Euggghh..." Quinn ingat bahwa dirinya tidak terseret ke dalam lubang itu sendirian, ia bersama jenderal Xavier. Lebih tepatnya dia berusaha menyelamatkan sang jenderal, namun malah ikut tersedot ke dalamnya.Quinn membuka matanya setelah rasa pusing di kepalanya membaik, dengan tangan yang menggenggam erat pada pakaian sang jenderal, ia baru sadar bahwa dirinya berada di atas tubuh jenderal Xavier.Quinn tidak tahu apa yang harus ia lakukan, apalagi setelah melihat luka di pelipis Xavier. Apa dia baik-baik saja?"Apa kau baik-baik saja?" bukan dirinya yang berbicara, melainkan Xavier Knox yang membuka matanya, kedua manik gelap seperti jurang dalam tanpa batas miliknya bertemu dengan manik terang Quinn."Aku baik, bagaimana denganmu?" saat itu Quin
"Kenapa anda lebih suka menggunakan pedang sebagai senjata?" "Nona Flos sangat tidak bisa ditebak, beberapa menit yang lalu kau berbicara informal denganku, sekarang kau kembali berbicara formal." Quinn juga bingung, terkadang ia pikir Xavier adalah jenderal, jadi dia harus sopan. Hanya saja terkadang ia berbicara dengan Xavier sebagai seorang pria biasa, bukan seorang jenderal. "Jika anda merasa terganggu, aku akan berbicara formal." "Tidak perlu, aku sudah menerima itu semua dari semua orang. Apalagi kondisi kita saat ini adalah rekan." Sang jenderal membuka kotak penyimpanannya, "aku punya semua senjata, tetapi yang ini adalah favoritku," ia mengeluarkan sebuah pedang berwarna hitam dari kotak penyimpan. "Pedang ini sangat fleksibel, bisa menjadi panjang atau pendek, atau menjadi dua pisau yang berbeda." Xavier mengeluarkan beberapa pistol dan menyimpannya di balik bajunya. Pria dengan mata segelap malam itu melirik Quinn sekilas dan berjalan ke arahnya, "apa kau bisa menggunakan
Dua tubuh itu terhempas sangat keras di lantai yang keras. Xavier menarik tangan Quinn untuk menghindar dari serangan yang tanpa henti berdatangan dari segala arah. Gerakan Xavier begitu cepat hingga ketika ia berada dalam posisi melindungi Quinn, sang jenderal masih bisa menghindar dan menangkis serangan yang berdatangan dari segala arah. Itu setelah Xavier Knox melempar peledak kecil ke sudut ruangan hingga serangan itu berhenti. Xavier bernafas lega, Quinn yang berada di dalam pelukannya bangun. Wanita yang menjadi salah satu Seed dari keluarga Knox itu masih terlihat cantik walaupun dengan keadaan yang cukup berantakan. "Itu mengagetkanku." Dari pihak Quinn, ia tidak ingat apa yang telah terjadi kepada mereka, yang ia ingat hanyalah Xavier yang berlari ke arahnya, lengan yang melindungi dirinya dan selebihnya adalah rasa sakit di beberapa bagian tubuhnya setelah terhempas. Baru beberapa jam lalu ia dikejar dan hampir di telan hidup-hidup oleh Lizard, sekarang ratusan serangan me
Selain bisa menahan kekuatan besar, seperti namanya, batu Black Hole juga bisa digunakan untuk menyerap energi maupun hal-hal buruk. Seperti pedang bermata dua, sebuah pedang bisa digunakan untuk membunuh atau untuk menyelamatkan seseorang.Ia bisa menggunakan batu Black Hole yang ada pada dirinya untuk menyerap racun yang sudah menyebar di seluruh tubuh Xavier. Namun untuk melakukan itu, ia juga butuh kekuatan besar untuk mengaktifkan batu hitam itu. Dirinya hanyalah seorang wanita dengan bunga abu-abu. Sangat mustahil baginya bisa mengaktifkan Black Hole, selain itu, orang yang akan ia selamatkan adalah jenderal Xavier yang merupakan seseorang dengan level di kelas S. Bahkan dengan batu Black Hole bersamanya, ia masih tidak akan bisa menyelamatkan pria itu.Jenderal Xavier terbatuk lagi, "aku harus mematikan sistem pesawat ini sebelum meledak." Pria itu mencoba bangkit dengan kondisinya yang sangat buruk. Quinn menatap punggung yang bergerak lunglai ke arah kontrol, ia sendiripun m
Mata terang terbuka, langit-langit putih menyambutnya. Untuk beberapa saat, sepasang manik cerah itu hanya menatap jauh ke atas, kabut transparan seperti menutupi penglihatannya. Setelah berkedip beberapa kali, barulah manik terang itu bisa melihat dengan jelas. Bola matanya bergerak liar, menelusuri ruangan putih di sekitarnya.Ia seperti kembali ke masa lalu, ketika hari-harinya harus ia lewati di dalam ruangan putih. Hari yang berlalu menjadi minggu, dan minggu yang berlalu menjadi bulan, bulan pun berganti menjadi tahun.Wanita pemilih manik cerah itu panik, otaknya meneriakan ia tidak ingin berada di sana, ia harus pergi dan keluar dari ruangan itu. Tidak lagi ingin berada di sana.Ketika ia ingin bangkit, tubuhnya tidak bisa digerakkan, dan tangannya terhubung dengan mesin yang berkedip-kedip di sisi tempat tidur.Kepanikan tidak lagi bisa ia tahan, dengan segera wanita berbunga abu-abu itu melepaskan semua benda yang melekat pada tubuhnya, berusaha untuk pergi dari sana— yang s
"Tidak heran kerajaan sangat takut dengan jenderal Xavier, selain latar belakang keluarganya, Xavier adalah satu-satunya orang yang berani mengancam raja Daniel III secara terang-terangan, ditambah rakyat lebih memihak kepanya." Quinn mendengarkan dari atas tempat tidur, menarik selimutnya untuk menutupi kakinya yang dingin. "Kemiliteran dengan mudah menggulingkan raja dan mengambil alih istana, mengubah sistem Soul Planet dari kerajaan menjadi kemiliteran." Lanjut Yuer. "Kerajaan masih ada untuk mengingat tradisi dan kebudayaan. Keluarga kerajaan sudah ada sejak awal di Soul Planet, mereka menyambut manusia bumi dengan baik, memberi perlindungan dan tempat tinggal, hingga jadilah Soul Planet yang sekarang." menurut catatan yang ia baca, ketika bumi sudah tidak lagi bisa ditempati, banyak manusia bumi yang pergi ke planet lain, banyak dari mereka yang menjelajahi galaxy lain, menemukan planet baru untuk tinggal dan beradaptasi di planet itu. Namun tidak semua planet yang ditemukan