Share

Air Mata Yang Menitik

Ara turun dari ojek di depan gang. Ia berjalan menuju rumahnya dengan mata sembab dan lelah.

Malam ini Ara pulang atas saran mertua dan adik iparnya.

“Loh, Ra? Kenapa enggak bilang kalau mau pulang? Kan, bisa saya jemput.” Rangga yang melihat Ara melintas saat itu langsung menghampiri, bertanya dengan cemas.

Sebenarnya Ara masih agak tak nyaman dengan perhatian Rangga. Bagi Ara itu tak perlu. Ia takut menimbulkan gosip yang berakhir menjadi sebuah kesalahpahaman orang kampung.

“Mas Rangga. Oh, iya. Pulang dulu aja, besok pagi mau ke sana lagi. Hari ini mama mertua sama adik ipar yang jaga,” sahut Ara tanpa merespons soal Rangga yang mengatakan bisa menjemput.

“Kamu baik-baik saja, kan?”

“Aku baik-baik saja, Mas. Mas enggak perlu seperhatian ini,” terang Ara menegaskan.

“Saya hanya khawatir, dan ....”

“Terima kasih, Mas. Tidak perlu. Maaf kalau menyinggung perasaan Mas. Tapi, aku harap Mas bisa menjaga sedikit sikap. Aku enggak mau perhatian baik Mas menjadi buah bibir tetangga.”

Rangg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status