Share

Pergi Bertamu

Pagi begitu cerah, tapi tidak dengan keadaan hati Ara. Wanita itu murung sejak membuka mata. Di dapur, ia sudah membantu ibunya masak walau sebenarnya terkadang rasa mual itu kembali datang.

“Ra, jangan ngelamun,” tegur ibunya.

Ara menoleh. Karena stres dan kurang istirahat, matanya mulai menampakkan lingkaran hitam.

“Cuma mikirin bapak, Bu. Kayaknya belum pulang, ya?” lirih ia menjawab.

“Enggak usah dipikirin. Bapakmu dari dulu kalau lagi marah suka begitu, kan,” hibur sang ibu. Dirinya tak mau sampai Ara terbebani dengan semua itu.

“Iya, tapi tetap aja sekarang rasanya beda.” Ara menunduk. Merasakan kembali kesedihan di hatinya.

“Enggak apa-apa, nanti ibu akan bujuk bapakmu, ya. Jangan masukkan hati. Bapakmu mengatakan hal kejam itu juga bukan karena tak menginginkan cucunya. Bapakmu cuma terlalu dalam membenci Fery.”

“Bapak juga sepertinya benci Ara karena dulu ngeyel dan tak nurut ke bapak,” lanjut Ara di tengah-tengah kegelisahannya.

Sang ibu masih mengiris bawang hati-hati. Sese
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status