Share

Chapter 20

—Lila Winter

Bukan bersimpati. Tidak juga karena mengasihani, tapi aku jadi semakin dekat dengan Gray setelah kejadian di rumahnya waktu itu. Namun sungguh, tidak sekali pun kuizinkan dia menyentuhku lagi walau hanya rangkulan pundak. Tidak ketika aku dalam keadaan sadar.

“Lila, apa-apaan ini?” Siang terik, Gray murka di kantin kantorku. Atau sebenarnya, tidak.

“Diam. Suaramu mengganggu karyawan lain yang sedang makan siang.” Aku menginjak kakinya di bawah meja.

“Jadi, kau sudah tahu tentang ini?” Dia mengabaikan peringatanku dan sibuk menunjuk-nunjuk layar ponselnya.

Aku sudah tahu. Membaca dan menelusuri sumbernya, tapi tidak menemukan apa pun sampai ayahku menanyakan kebenarannya padaku sebelum jam makan siang tadi.

“Tenang sedikit. Aku sedang makan.” Kuperingatkan dia dengan mengacungkan jari telunjuk di udara depan wajahnya.

“Okay, okay.” Akhirnya, Gray mengunci mulutnya. Dia ikut makan siang tanpa merasa malu apalagi tahu diri.

Kami berpindah ke kafe depan kantor untuk membicara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status