Share

Chapter 22

—Devon Woody

Tersulut emosi, aku membanting beberapa dokumen di atas meja bahkan pintu pun tidak luput dari sasaran kekesalanku.

“Sayang, ada apa?” Esme masih dengan apron. Muncul di ruang tengah bersama aroma kue kering yang dipanggang.

“Tidak. Tidak ada apa-apa.” Aku menggeleng sambil memunggunginya. Dia akan tahu apa yang terjadi, jika melihat wajahku.

Aroma kue kering semakin terasa mendekat. Itu artinya, dia sedang berjalan menghampiriku.

Dengan gerakan berusaha tidak menyinggungnya, aku berpura-pura menjawab panggilan dari ponselku dan pergi kembali ke ruangan kerjaku.

Di sini, aku meredam amarah dengan menarik kursi malas milikku dan meletakkannya di pinggir jendela. Menatap keluar sana, melihat suasananya dari sini. Mengingat semua kenangan bersama Lila yang rasanya akan semakin mustahil terulang kembali.

Kenapa perasaanku meraba jarak di antara kami semakin terasa jauh? Kenapa dia begitu senang menyiksaku seperti ini?

“Sayang, ini teh dan kuemu.”

Aku nyaris tersentak saat Esm
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status