Share

Terlempar

“Sekarang kamu turun untuk makan bersama. Keenakan si Zein makan sendirian,” pinta Amran lagi dan Zia pun segera turun.

“Gapapa mungkin, ya, kalau kali-kali nurut,” gumamnya, lalu kembali keluar.

Amran segera mendekat ke arah Zia dan menawarkan luka yang ada di wajahnya.

“Lihat, aku terluka parah, kan?” tanyanya. “Sekarang aku adalah pasien dan sangat membutuhkan perawatan. Jadi setelah makan ayo rawat aku?”

Amran terus bicara, sedangkan Zia hanya diam sampai mereka tiba di meja makan.

“Bukannya barusan sudah dirawat Rania, ya?” Zia bertanya sambil menekan kata nama kakaknya hingga membuat Rania menatapnya kesal.

“Anehnya malah makin sakit. Dulu, waktu aku bertengkar dengan Farid, di bawah perawatanmu aku langsung sembuh. Apa mungkin ada yang salah?” Amran kembali bertanya dan Rania langsung tak terima.

“Mana mungkin, Mas! Aku juga sudah terbiasa merawat luka orang tuaku kalau mereka sakit,” sentaknya tak terima.

“Orang tuamu? Heh, mimpi! Yang ada, Papaku yang kaya, dan ibumu yang tid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bunda Wina
good Zia lawan tuh Rania dan keluarga mu terutama papa mu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status