Via yang juga membaca pesan yang dikirimkan oleh Salsha untuk Aryo tersenyum puas, karena rencana pertamanya berhasil."Itu hanya permulaan mas, kamu akan banyak mendapat kejutan-kejutan yang tak terduga." ucap Via bicara sendiriVia pun langsung mengamankan aset-aset berharga yang sudah jadi haknya seperti rumah, mobil dan masih banyak lagi."Aku tidak akan membiarkan semuanya jatuh ke tanganmu, Mas."Via tidak mau kalau sampai orang lain yang menikmati hasil kerja suaminya selama ini, sedangkan ia yang menemani dari titik nol dan selalu ada dalam suka dan dukanya. Tapi semua itu hanya tinggal kenangan Aryo telah tega mengkhianatinya.Via berpikir ia tidak boleh gegabah, karena semua tabungannya semua dipegang oleh Aryo, jadi ia harus dengan hati-hati untuk bisa mengambilkan dari Aryo secara perlahan.Via tahu ia tidak mungkin mampu melakukannya sendirian, bagaimanapun ia butuh orang untuk membantunya"Intan!" gumam Via, karena Intan satu-satunya orang yang bisa ia percayai, Intan ad
Di kantor Aryo senyum-senyum sendiri, akhirnya berhasil membujuk Salsha. Kini dia bersiap-siap menemui kekasihnya di apartemen. Namun, sebelumnya ia harus mengirimkan pesan terlebih dahulu untuk Via, karena kalau Via yang ngambek urusannya akan jauh lebih sulit.[Sayang, maaf ya aku akan pulang telat karena mendadak lembur lagi.]Pesan terkirim dan bercentang dua namun belum dibaca, Aryo segera menyimpan ponselnya ke dalam sakunya dan beranjak berjalan ke arah pintu untuk keluar. Ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Salsha. Saat akan membuka pintu ketukan dari luar pun terdengar, Aryo langsung membukakan pintunya."Selamat siang pak, kami datang untuk mengantarkan surat tagihan," ucap seorang pria berseragam putih."Sepertinya kamu salah kantor, soalnya aku tidak pernah memesan apapun," jawab Aryo. Melihat Aryo yang kebingungan orang itu menyodorkan sebuah kertas.Seketika mata Aryo membulat sempurna setelah membaca isi kertas tersebut."Apa?! Via beli mobil baru." Mau tidak m
Setelah selesai belanja, mereka memutuskan untuk pulang Aryo pun membukakan pintu mobil untuk Via, Dan saat itu juga mata Aryo tertuju pada wanita yang menatap sinis kearah mereka. Seketika Aryo pun merasa sangat panik."Mas!" panggil Via yang sudah di dalam mobil"I—iya sayang," jawab Aryo dengan gugup"Loh, kamu kenapa sih, Mas?""Gini sayang, tadi tuh aku dapat telpon dari dari kantor kalau aku harus datang, kan belanjaannya udah jadi kamu pulang naik taksi aja ya,""Emangnya harus banget ya," ucap Via yang tayu kalau Aryo sedang berbohong"Iya sayang,""Ya udah kalau begitu Mas pergi aja," ujar Via langsung turun dari mobil"Benaran nggak apa-apa nih, Sayang?""Iya mas, nggak apa-apa kok," jawab Via sembari tersenyum. Ia sengaja menyuruh Aryo pergi karena ingin melihat apa yang akan terjadi'Aku akan menunggu beritanya, pasti seru,' batin ViaSaat Via sudah pulang dengan taksi, Aryo pun menghela napas dan langsung mencari dimana Salsha, karena tadi ia melihat raut wajah Salsha sa
Aryo terbangun dari tidurnya karena sinar matahari yang menelusuk masuk melalui celah gorden yang sedikit tersingkap. Dengan perlahan Ia membuka matanya, beberapa detik kemudian ia dikejutkan dengan pemandangan disampingnya.Selimut yang tersorot kebawah menampakkan pundak putih milik istrinya. Aryo melihat kedalam selimut badannya telanj***g b**at sedangkan istrinya hanya menggunakan celan* da**m."Apa yang telah aku lakukan," ucap Aryo panik. Karena tidak mengingat apa yang telah terjadi tadi malamIa pun bangun dan duduk bersandar di dinding ranjang, ia mengusap wajah dengan kasar karena telah kebablasan, semua terjadi pasti gara-gara ia terlalu banyak minum tadi malam."Ah, bodoh." ucapnya prustasi sambil mengacak-acak rambutnya.Tiba-tiba, Via menggeliat dalam tidurnya dan membuka matanya menatap Aryo sembari tersenyum dengan indahnya. Namun didalam hati seakan tertawa senang karena sebentar lagi ia akan membuat Aryo tidak punya pilihan lain."Apa yang telah aku lakukan semalam V
Tidak mau Salsha tahu tentang siapa yang mengirim pesan, Aryo segera menyimpan ponselnya kemudian kembali pokus ke Salsha."Sayang kamu cantik banget hari ini, kamu memang bisa membuatku berselera." Aryo memuji kecantikan Salsha, ia merasa Salsha sangat bisa menyenangkan hatinya tidak seperti Via yang kalau dandan bikin matanya menjadi sakit."Iya dong, Aku tidak sama seperti istri kumal mu itu," jawab Salsha yang seperti tahu apa yang Aryo pikirkan"Iya itu yang membuat aku betahnya sama kamu," ucap Aryo dengan satu ciuman mendarat di kening Salsha"Nanti malam ke apartemen ya, Mas. Seperti biasa aku sudah sediain obat supaya kita lebih semangat," ujar Salsha sembari tersenyum nakal.Aryo berpikir sejenak mendengar apa yang barusan Salsha katakan, sebenarnya ia sangat rindu dengan permainan ranjang Salsha. Tapi bagaimanapun ia harus pulang karena ia ingin melihat apa saja yang dilakukan oleh Via mengunakan ATM miliknya."Mas! Kok diam? Dari tadi aku perhatikan wajahmu kok seperti ora
Satu bulan berlalu, Aryo kini jadi sering dirumah ketimbang diluar. Entah mengapa ia jadi lebih betah barsama Via sekarang. Namun bagaimanapun ia juga sangat mencintai Salsha, jadi sekarang ia sudah bisa mengatur waktunya.Via rasa ini sudah saatnya ia menjalankan rencana selanjutnya. Via segera mengambil testpack positif yang ia dapatkan dari Intan, entah darimana Intan mendapatkannya.Melihat Aryo yang baru saja keluar dari kamar mandi, Via pun segera melakukan aktingnya."Hoekkk," Via langsung menutup mulutnya dan berlari ke kamar mandi dan menutup pintunya"Via, kamu kenapa?" tanya diluar pintu. Via tak menyahut ia terus berakting muntah-muntah."Via, kamu sakit?" tanya Aryo lagi mulai merasa khawatir.Tak lama kemudian Via keluar dengan wajah lemesnya. Aryo langsung menghampirinya"Kamu kenapa? Wajah mu sepertinya lemas sekali, kita harus kedokter sekarang." ucap Aryo dengan cepat ia raih dan memakai kaos berwarna putih"Aku sebenarnya nggak sakit, Mas. Aku cuma mau bicara sesuat
Setelah selesai makan malam, Aryo dan Via bersantai di ruang keluarga tengah menikmati sinetron di televisi dan sangat kebetulan sinetron yang mereka tonton tentang perselingkuhan.Via sibuk dengan cemilan yang ia belikan tadi siang, Aryo hanya bisa mengernyitkan dahinya melihat Via yang kini benar-benar rakus.Aryo merasa tenggorokan sedikit kering, ia juga tak enak hati kalau harus menyuruh Via mengambilkan air untuknya. "Mas mau kemana?" tanya Via saat melihat Aryo hendak beranjak"Aku haus, mau ke dapur ambilin minum. Kamu mau minum juga?""Iya, tapi aku maunya susu, Mas." ucap Via dengan manjanya"Mau rasa apa?" tanya Aryo tanpa protes"Coklat," jawab Via sembari tersenyum, Aryo pun mengangguk dan berjalan ke dapur"Enak juga pura-pura hamil, apa saja yang kita mau diturutin." gumam Via tertawa kecilBeberapa menit kemudian Aryo pun datang membawa segelas susu. Via menerimanya dengan senang hati, Namun seketika ia mengerutkan keningnya"Mas, kan aku minta rasa coklat. Ini kok ra
Pagi ini Via sengaja hanya masak nasi goreng untuk Aryo dan kini telah siap di atas meja makannya tinggal menunggu suaminya keluar kamar.Tak lama kemudian Aryo pun keluar kamar sambil mengancing lengan bajunya, ia pun terlihat sudah sangat rapi. Karena hari ini ia kemabali masuk kerja. Via secara diam-diam menatap suaminya.'Tampan sekali, tapi sayangnya hatimu tak seindah parasmu, Mas'"Selamat pagi, Mas," sapa Via."Pagi sayang!" Ucap Aryo yang segera duduk"Mas, maaf ya hanya nasi goreng. Soalnya aku merasa sangat malas bergerak," ucap Via saat mereka sedang sarapan"Nggak apa-apa kok, nasi gorengnya juga enak ."Via tersenyum mendengar, "Mas, sepertinya kita butuh pembantu untuk membantuku mengerjakan pekerjaan rumah.""Oh, iya nanti akan aku carikan ya." jawab Aryo tanpa protes karena ia merasa Via benar, mereka memang butuh pembantu apalagi saat ini Via sedang hamil.Usai makan Via mengantarkan suaminya kedepannya, "Hati-hati ya mas, jangan lupa makan siangnya." Aryo menghada