Share

187. Lennox yang sebenarnya

Garrix melirik wajah Alexander dan kembali bicara dengan sangat jijik. “Entahlah. Sebelum ini Neilson tidak pernah adu mulut denganku. Dia selalu menempatkan aku pas berada di bawahnya. Dia selalu mengharumkan namaku di hadapan siapa pun. Tapi, begitu Alex Luther hadir, semuanya berubah!”

Saat ini Neilson masih berada di tengah-tengah antara mereka. Benar, selama ini dia selalu meninggikan posisi Garrix di dalam kelompok. Baginya, Garrix bukan sekedar asisten, bahkan sudah seperti sahabat sekaligus penasehat, karena itu dia merasa kurang nyaman saat melihat Garrix kesal dan marah.

“Garrix, tahan emosi mu! Aku bicara seperti ini demi kebaikan Spectra. Asal kau tahu, Alexander akan membawa kita pada Black Horns. Bukankah selama ini kau berkeinginan agar Spectra dapat bergabung bersama Black Horns?”

Mendengar itu, Garrix terdiam dan termenung.

Dia sering mengingatkan Neilson untuk tidak menyerah dalam melobi pihak Black Horns. Sarannya sudah terlalu banyak. Salah satu impiannya adalah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status