Berbeda dengan Mike Ali yang rendah hati dan tidak hobi show off, sebaliknya, Lennox Holyfield cenderung arogan dan selalu tampil percaya diri membanggakan apa yang dia punya. “Tidak ada yang lebih besar dari pada Black Horns,” koarnya. …Hanya langit yang menjadi batasnya jika dia diberi kebebasan memimpin dalam yang lama… Quotes itu pantas disematkan di jidat Lennox yang sombong dan angkuh. Lennox melemparkan pandangan menohok ke arah Neilson dan berkata dengan tegas. “Neilson, jika kau buat masalah denganku, mudah saja bagiku membumihanguskan tempat kotor dan terkutuk ini! Aku sangat mudah melenyapkan Spectra dalam waktu yang singkat. Aku hebat. Aku berkuasa. Apa kau mengerti?”Tidak punya pilihan, Neilson cuma bisa manggut-manggut. “Ya. Mengerti, Master.”“Bagus. Bagus kalau kau mengerti.”Kenapa Lennox selalu dipanggil dengan sebutan ‘Master’? Nanti dunia akan tahu! Ingat, dia satu level di bawah Mike Ali! Tidak ada satu pun yang boleh meremehkan dia!Namun, dia dibenci kar
“Untuk apa Spectra melawan Lox? Seperti apa yang sudah kau ketahui, Master, bahwa Spectra bermaksud menyelamatkan nyawa Leon, lalu membawa Leon kepada kalian.” Alexander terus mengangkat nama Spectra agar terlihat bagus di hadapan Lennox. “Aku sekedar menyampaikan bahwa Spectra bukanlah kelompok gangster penakut dan lemah. Terbukti mereka bisa memenangkan pertempuran kemarin.”Meskipun Alexander masih saja meninggikan nama Spectra, tetap saja Lennox tidak begitu peduli. Baginya kebaikan Spectra yang telah menyelamatkan nyawa Leon dan keberhasilan Spectra menaklukkan Lox tidak patut dibanggakan. Namun, dia berkata dengan sok diplomatis, “Ya. Kerja bagus. Dua hal tersebut telah masuk dalam pertimbanganku. Aku tidak mungkin melewatkannya. Bisa jadi, ke depannya kalian akan lebih hebat dari pada sekarang.”Mendengar kalimat yang sebenarnya biasa-biasa saja barusan, dada Neilson merasa lapang. Dia rasa, Lennox barusan telah memuji Spectra. Dengan mata berbinar dia berkata senang, “Aku men
Alexander menyuruh Leon agar lebih dekat bersama mereka. “Leon, ceritakan pada kami bagaimana kau, selaku keturunan Mike Ali, mendapatkan perlakuan kurang baik dari Black Horns.”Baru saja tadi mereka telah bersepakat, kini Lennox dibuat berang saat dipaksa membahas tentang bagaimana Leon diperlakukan.Dan bagi Leon sendiri, ini tentu saja merupakan kesempatan untuk membongkar siapa sebenarnya Lennox. Di hadapan semua orang, dia pun bersaksi, “Aku kecewa terhadap apa pun dari mu. Semuanya. Alasannya, selama enam tahun belakangan ini aku selalu resah dan menahan sabar atas perlakuan tidak adil mu padaku. Jika semua orang di Black Horns berpikir bahwa kau adalah bos yang baik dan memperhatikan nasib dan keadaan putra Mike Ali, itu merupakan hoaks besar. Sebagai contoh, dua peristiwa sebelumnya, ketika aku mengharapkan bantuan di saat aku menderita dan bahkan hampir mati, ke mana kalian? Terbaru adalah kasus yang kemarin. Parahnya, kau sangat sulit dihubungi! Ke mana tanggung jawab mu se
Lennox sangat tercengang saat merasakan kekuatan yang maha dahsyat dari seorang Alexander. Karena sudah merasakannya sendiri, dia pada akhirnya membenarkan apa yang pernah dibilang oleh Gavin tentang kehebatan Alexander, soal bagaimana mesti selalu waspada sebab Alexander tidak bisa dianggap remeh. Ketika tadi Lennox menghantamkan pukulan keras tapi diblock dengan sangat bagus oleh Alexander, saat itu Lennox merasakan sedikit nyeri pada tangannya. Rasanya, dia seperti meninju bongkahan besi. Kalau saja bukan Lennox melakukannya, misal anggota Black Horns biasa, tangannya pasti cacat seperti yang pernah dialami oleh Martin Scott. ‘Teknik bertahan andalan dari Mike Ali. Bagaimana bisa Alex Luther bisa melakukannya dengan sangat sempurna?’ batin Lennox dengan mata terkejut. Kini, Lennox pun sadar bahwa dia sedang berhadapan dengan siapa, jadi wajar saja Gavin sampai meminta bantuan langsung kepada Black Horns hanya untuk melumpuhkan satu pria saja. Dia punya insting dan kepekaan yang
Namun, masih tidak ada juga jawaban. Lennox tidak tahan. Dia mengangkat kakinya sedikit ke atas kemudian menginjak-injak wajah Neilson lagi. “Kau diam, berarti kau lebih suka menyaksikan Alex Luther yang menderita. Bagus. Bagus.” Lennox menyingkir dari seonggok manusia hina itu. “Artinya kau masih cukup pintar, Neilson. Kau akan menjadi super idiot kalau tadi mengorbankan kau dan kelompok mu. Baguslah kalau kau masih menggunakan dengkul mu dengan baik.” Meski terdengar indah, satire itu sangat menyayat hati. Lennox ketawa jahat. “Artinya kau dan semua anak buah mu suka dan rela menyaksikan Alex Luther kena siksa di tempat kalian yang kotor ini.”Neilson tak berdaya. Sementara itu, Leon cuma diam dan tak bergerak. Dia paham seperti apa perangai Lennox, jadi ketika dia melihat kekacauan ini, dia tidak heran dan terkejut sama sekali. Bagaimana dengan kondisi Alexander? Saat ini tubuhnya sudah terikat dengan rantai besi yang sangat kuat sehingga dia tidak bisa berbuat apa pun. Se
“Jenderal, kami mendapat kabar bahwa istri Anda, Gabriella, sedang menderita di rumah setelah kepergian Anda selama ini. Dia tersiksa. Sebaiknya Anda langsung pergi menemuinya sekarang juga,” ungkap seorang ajudan.Suara dan getaran dari baling-baling Helikopter itu perlahan meredup. Pintu terbuka, kemudian turunlah seorang pemuda berusia tiga puluh tahun yang mengenakan seragam militer. Hanya saja semua orang di sana tidak bisa mengenalinya karena dia menggunakan topeng emas bermotif naga untuk menutupi wajahnya.Hari ini merupakan hari yang sangat spesial bagi semua masyarakat di negara Winland, terutama di Kota Redchester. Di markas besar militer, semua orang penting menyambut kedatangan satu pahlawan baru bagi negara yang telah berjuang dengan penuh keperkasaan. Pahlawan itu bernama Alexander Yang Agung!Presiden dan Panglima menjura, memberikan penghormatan untuk Alexander, lalu diikuti oleh semua jajaran pemerintah dan para perwira tinggi militer.“Selamat datang, Pahlawan Besa
“Dilamar? Siapa yang melamarnya, Bu?” tanya Alex terkejut. “Keponakanku, Letda Martin Scott! Dia baru saja selesai dari pendidikan militer dan boleh menikah. Bulan depan acara pernikahannya akan dilangsungkan.” Dia lalu membanggakannya. “Martin dan kau, ibarat rumah mewah dan kandang ayam. Martin jauh lebih baik dari pada kau karena dia berasal dari militer. Ingat, dia sudah Letnan Dua lho! Sementara kau? Haha! Kau hanya pakai kaos putih polos dan celana chinos abu-abu. Menyedihkan!” ledek Winnie sambil terkikik geli.Tidak lucu. Sangat tidak lucu.Alexander geram. Dia maju selangkah dan ingin langsung masuk ke dalam rumah, tetapi Winnie merapatkan tubuhnya pada pintu sehingga tidak ada celah bagi Alexander untuk masuk.“Untung Gabriella belum punya anak dari mu, Pria Payah!” cacinya sarkas. Winnie mengerutkan bibirnya dengan penuh kebengisan lalu meneruskan dengan nada remeh, “Lebih baik kau tidak usah lagi datang ke sini! Gabriella akan sangat bahagia jika menikah dengan Martin. Eh,
Alexander tetap ramah dan sopan. “Betul, aku Alex Luther. Ayah apa kabar?”Namun, Pablo tidak juga menyambut baik kehadiran Alexander di rumahnya. Karena sudah sering dicuci otak oleh omongan persuasif istrinya, dia juga memendam kebencian dan rasa muak pada Alexander. Dulu Pablo juga kerap memberikan serangan dan perlakuan tak pantas pada Alexander serta berkeinginan kuat agar Alexander bercerai lalu pergi. Itulah kenapa pria yang sudah beruban dan baru berusia lima puluhan itu tidak senang begitu melihat kehadiran Alexander.“Bagaimana ceritanya kau bisa balik? Kami pikir kau sudah mati.” Pablo tidak bisa menahan ekspresi terkejutnya. Dia sangat syok dan sampai memegangi rambutnya. “Ceritanya panjang, Ayah. Yang penting, aku sudah kembali. Maafkan karena lebih dari satu tahun aku menghilang tiada kabar. Sekali lagi, maafkan aku.” Alexander menunjukkan ekspresi merasa bersalah meskipun sebenarnya dia tidak sepenuhnya bersalah. Kepergian dirinya dan perpisahan dengan istrinya bukan b