Share

Part 22

Sungguh aku begitu terkejut dengan perkataannya. Dari sini aku sudah mengerti, kemana arah pembicaraan ini. Tidak ada bedanya dengan permintaan Tania tempo hari. Dia juga ingin aku menjauh dari anaknya.

"Maafkan saya, Bu. Saya tidak bisa menerima niat baik Ibu. Sebenarnya saya juga punya niat untuk melanjutkan kuliah. Tapi tidak sampai jauh-jauh ke luar negeri. Itu pun saya bayar dengan uang saya sendiri. Ibu tidak perlu repot repot," tegasku.

Aku berbohong, tak pernah terlintas sedikit pun dibenakku untuk melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Bisa menamatkan sekolah sampai SMA saja aku sudah bersyukur.

Saat itu yang kupikirkan adalah bagaimana caranya bekerja menghasilkan uang untuk bertahan hidup. Tapi setelah melihat orang-orang yang hidup bersama Bang Malik, pikiranku mulai berubah.

Aku juga bisa seperti mereka. Tak ingin direndahkan oleh orang-orang itu. Aku akan mulai mensejajarkan diri agar bisa hidup berdampingan dengan Abangku.

"Malik juga dulu sempat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status