Share

Part 88

"Abang jahat, egois!" Aku memukul dadanya berulang kali. Kali ini pertahananku goyah. Aku percaya, dia mungkin bisa melakukan apa saja saat sedang marah.

Benarkah saat ini om Jaka tidak bisa berjalan lagi? Aku menjauhkan diri darinya dan berusaha mengecek ponselku. Mencoba mencari nomor yang masih kusimpan, tapi tak pernah kuhubungi.

Dengan cepat dia merampas benda pipih itu dari tanganku, lalu bergerak duduk di sisi ranjang. Memeriksa semua isi yang ada di dalamnya setelah kunci pola kubuka.

"Hape Abang sita, sampai kamu ikut Abang pulang."

"Hish.. balikin. Chaca mau nelpon nenek," protesku.

Dia memasukkan ponselku begitu saja di kantong celananya, lalu kembali berbaring sambil memeluk gulingku.

"Balikin, Bang." Aku masih cemas.

Dasar psiko, laki-laki barbar, bipolar atau apa pun namanya. Dia sama saja seperti mafia atau orang gila. Seenaknya saja mematahkan kaki orang seperti tidak punya rasa kemanusiaan.

Aku menarik guling tersebut kemudian mencoba mengambil ponsel yang tadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status