Share

85. SATU LAGI MENJADI KORBANNYA

Pria berkepala pelontos itu akhirnya sampai. Arsenio sudah berdiri di bibir pintu. Memasukkan sebelah tangannya ke saku celana. Kemudian berjalan menghampiri pria tersebut sambil tersenyum miring.

"Lima belas menit. Tidak buruk," ungkapnya bernada ejekan. "Seharusnya kau sampai di tempat ini lebih cepat lagi karena putramu sudah sangat merindukan ayahnya."

"Di mana putraku?!" Pria itu langsung meninggikan suaranya. Tidak peduli bahwa ia sedang berada di kandang harimau sekalipun.

Arsenio terkekeh, "mengapa kita tidak membicarakan ini secara baik-baik saja? Mungkin segelas kopi? Aku ingin mengenal lebih dekat diri Anda, Tuan James."

Lirikan mata Arsenio penuh makna, membuat pria yang terkenal Macam Hitam itu, meningkatkan kewaspadaannya.

Kurang lebihnya, James sudah mendengar sepak terjal Arsenio dalam beberapa waktu terakhir.

"Sebaiknya, kau jangan basa-basi. Aku ingin melihat putraku! Di mana dia, ah? Jangan membuat kesabaranku habis, Arsenio!" sungutnya sampai wajahnya memerah, kel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status