Share

Menuju Kota Minang

Sabrina tanpa sadar melayangkan tamparan keras di pipi Pandu. Dia tidak bisa menahan kemarahannya. Sabrina selama ini sudah memendam perasaan kepada Pandu. Namun, kali ini dia tidak menyangka. Sosok lelaki yang sudah dirindukannya, membentak dengan sangat keras. Bahkan, berkata suatu hal yang sangat mustahil untuk dia lakukan.

“Jaga ucapanmu, Pandu. Tidak mungkin aku menikah dengan seorang pengawal. Karena dia memiliki kasta yang berbeda denganku. Jangan pernah menghina aku, dengan mengatakan seperti hal mustahil itu. Aku … bukan wanita rendah!”

“Katakan perasaanmu! Tingkatkan kemarahanmu! Katakan, bagaimana rasanya menerima paksaan dari seseorang. Apalagi hal itu berhubungan dengan cinta. Apakah kamu merasa sakit itu? Yah, itu yang aku rasakan sekarang. Jadi, kau tidak perlu menghakimiku dengan sebuah perkataan yang kau sendiri tidak bisa melakukannya!”

Tubuh Sabrina bergetar. Sekujur tulangnya terasa kaku. Perasaan yang bergejola

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status