Share

41. Tidak Biasanya

Setelah satu jam setengah perjalanan, mobil memasuki kota. Debar entah di dada begitu nyata menyaksikan semua tempat yang pernah kusinggahi, bahkan yang hanya tertangkap mata saja. Oh, kenagan itu begitu nyata antara manis dan pahit bergumul di memoriku, betapa rasa ini syahdu tak terelak.

Pare-pare ... Ada kerinduan kokoh di sisi hati, tentang semua kenangan manismu. Namun, sisi lainnya ada benci yang bersarang rekat akibat sebuah luka.

"Move on, lah, Bebz! Hidup itu dinikmati, bukan ditangisi." Reta menyadarkanku dari lamunan dengan sedikit tepukan di bahu. Walau ada rasa bimbang, tetap jua mengikuti langkah dua bersaudara itu menyusuri pantai Senggol di antara kafe mini dan warung-warung khas daerah.

Semua berjalan sesuai rencana. Reta dan Mas Gading menikmati matahari tenggelam sambil berselfia ria. Sedang aku melaluinya dengan seporsi makanan khas Bugis sambil mengulik setiap jengkal kenangan indah yang telah terserak, ah, sesak selalu saja merajai ketika memandang pulau yang sep
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status