Share

46. Azmi Abrari

"Ee, Mbak! Mikir apa sih tadi, lama banget ambil keputusan?" Ck, anak ini betul-betul penasaran rupanya. Belum tahu aja dia, sekarang pun, jantungku masih berolah raga di sana.

"Ayolah, Mbak! Tanyaain dong!?" Rengek Rina sambil mengikutiku ke kamar. Anak ini meski sudah nikah, masih belum berubah juga.

"Soal kepantesan!" kataku tak sepenuhnya berdusta.

"Maksudnya?"

"Dia itu alumni Mesir, calon pengganti abanya jadi pimpinan pondok."

Bobot tubuh kujatuhkan di pembaringan, lalu meluruskan punggung untuk menghilangkan ketegangan di luar tadi yang masih melemahkan tulang-tulangku.

"Bagus dong. Mbak!" Rina melakukan sama.

"Lihat dari wajah saja. Aku ngerasa nggak pede. Apalagi pendidikan, ditambah lagi masa lalu." jawabku menatap langit-langit kamar.

"Setiap orang punya masa lalu, lah, Mbak. Nggak usah dipikirin. Soal wajah, serasi banget, kok. Mas Rio aja dulu tuh, yang matanya buta."

Mendengar nama lelaki itu, tiba-tiba pikiranku menerawang. Membayangkan wajahnya bersama keluarga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status