Share

57. Nasib Persahabatan Keduaku

"Aku mau ke toko, Man. Azmi sama kamu atau aku bawa?" tanyaku saat sambungan telepon terhubung.

Lelaki supel itu lebih sering bersama putraku kemana-mana. Biar dia tidak sendiri katanya dan aku bebas ngapa-ngapain, terutama soal memasak. Dasar anak tengil, mau dimasakin saja, terlalu lebay. Ck!

"Azman pergi jemput Simbah dan Nailah, ponselnya ketinggalan."

Deght, baru saja memantapkan hati untuk abai semua tentangnya, kini suara berat itu yang menjawab di ujung telepon. Dan ajaibnya, tetap saja membuat ketenanganku terganggu. Betul-betul ini sudah salah!

"Azmi diikutkan?" tanyaku berusaha rileks. Dan mulai sekarang, aku memang harus membiasakan seperti itu. Entah jantung setuju apa tidak, entah organ utama berpacu apa tidak. Semua mesti terlihat normal. Titik!

"Aku sama abi ke pondok, Ummi. Om Azman telpon Ummi tadi, tapi nggak aktif. Tidak apa-apakan Azmi ikut sama abi?" jawab Azmi panjang lebar khas anak kecil, ada nada menyesal di sana. Kekhawatiranku terhadap Reta, membuatku l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status