Share

BAB 45. Yang Terakhir Kalinya

"Sebelum kamu pergi, kamu bisa beresin semua barang-barang kamu yang udah kamu bawa ke sini semalam. Aku nggak butuh apa-apa dan aku nggak akan menghubungi kamu lagi."

Dua kalimat itu terus terngiang-ngiang di kepala Tabitha. Tabitha sudah sejak pukul sembilan tadi bergelung di balik selimut, tetapi matanya sama sekali tak bisa dipejamkan hingga kini waktu menunjukkan pukul setengah satu pagi.

Sejak Sakha pergi beberapa jam yang lalu dan amarah Tabitha sudah mereda, Tabitha perlahan merasa bahwa perkataannya saat mengusir Sakha tadi keterlaluan. Padahal, ia bisa saja menanggapi dengan lebih santai, tetapi ia malah meledak-ledak. Seperti bukan dirinya yang biasanya.

Karena rasa bersalah yang bercokol di dadanya, Tabitha sudah beberapa kali nyaris menghubungi Sakha dan menanyakan keberadaan laki-laki itu, tetapi selalu mengurungkan niatnya di detik-detik terakhir. Tabitha takut dengan respons Sakha yang mungkin sudah tidak bisa menoleransi setiap tindakan semena-mena Tabitha.

'Bukankah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status