Share

Tiba-tiba Datang

Marina masih merasa tidak enak dengan ucapannya yang menyinggung perasaan Moana kemarin. Karena itu dia berinisiatif untuk meminta maaf agar hubungan mereka tidak kaku. Dilihatnya Moana sedang menyiram bunga di samping rumah. Dia memperhatikannya sambil duduk di bangku kayu menunggu Moana menyelesaikan kegiatannya.

“Ada apa, Na?” tanya Moana tanpa mengalihkan fokusnya.

“Tidak enak saja sama, Kakak! Aku minta maaf, ya?”

Moana meletakan alat semprotnya, mencuci tangan lalu menghampiri adiknya itu.

“Tidak ada yang perlu dimaafkan. Aku hanya tidak suka harus membicarakan tentang masalah itu. Bisa melihat Amanda menikah saja sudah bersyukur sekali. Tidak tahu apa akan diberikan umur panjang untuk melihatnya melahirkan cucu-cucuku?”

Marina tercenung. Dia kemudian mengenggam jemari kakaknya.

“Kenapa pesimis begitu, sih, Kak? Bukankah kakak setiap hari semakin membaik?”

“Aku tahu itu, tapi aku selalu dihadapkan pada sebuah ketakutan-ketakutan tentang hari di mana aku harus meninggalkan semuan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status