Share

27. SIAPA TAKUT?

“Memangnya harus panik?” Lagi-lagi Ayah berbicara dengan sangat santai.

“Kan, Om Arga bangun usaha yang sama di depan kedai kopinya Mas Yusuf, Yah.”

“Terus kenapa kalau sama? Namanya rezeki itu sudah ditakar. Gak perlu takut ketukar. Arga memang sengaja, kok. Lagian … ini bagus, dong, buat Yusuf.”

Aku mengernyit. “Kok, bagus, sih, Yah?”

“Yusuf bisa menciptakan ide baru untuk mengembangkan usahanya. Bagaimana cara supaya kedai kopi milik Yusuf dikenal paling unggul, paling oke, dan paling nyaman. Memang, yang dibutuhkan itu kerja keras dan ketekunan. Ini kesempatan Yusuf untuk bersaing dan membuktikan bahwa dia bisa.”

Awalnya aku tidak setuju dengan sikap Ayah yang begitu santai. Namun, setelah mengetahui isi pikirannya, aku pun mengerti.

“Yang namanya usaha, gak ada, tuh, selalu mulus dan lurus. Pasti ada aja masalahnya. Dan Yusuf sedang dalam fase diuji. Rasa kopinya kurang nikmat dan kurang memikat. Rasanya sudah beda, gak s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status