Share

Bab 2

"Assalammualaikum..." ucap Carisa saat masuk ke kediaman orang tuanya.

"Waalaikumsalam..., eh non Risa kok datang mendadak non..?" tanya bi Ijah art di kediaman orang tua Carisa.

"Iya bi, lagi kangen sama mama papa. Mereka ada dirumahkan..?" tanya Carisa.

"Mereka lagi keluar non sejak pagi, lebih baik non Risa telfon saja," jawab bi Ijah.

"Yaah... padahal tadi Risa mau bikin kejutan bi," ucap Carisa.

"Kurang cepat sih non datangnya hhehe..., mau dibuatin minuman apa non?" tanya bi Ijah.

"hmm.. nanti saya ambil sendiri saja dikulkas bi," jawab Carisa.

"Ya sudah non sini kopernya bibi bawakan ke  kamar non," ucap bi Ijah dan mengambil koper miliknya dan membawa ke kamar miliknya yang berada dilantai dua.

Carisa lantas berjalan ke kulkas untuk mengambil minuman dingin.

"Andai keluarga mas Aditya tau kondisi ekonomi papa mama mungkin mereka malah memanfaatkan diriku," gumam Carisa.

"Untung saja dulu aku tak menceritakan dengan detail usaha papa.." lanjut Carisa dan meneguk jus yang berada didalam kulkas.

Dia lantas naik kelantai dua menuju kamarnya untuk beristirahat dan sengaja tak menelfon papa mamanya.

"Bii nanti jangan bilang kalau saya datang yaa. Mungkin saat makan malam saya turun biar mereka terkejut," ucapku dengan sedikit tertawa.

"Iya non, beres itu mah. oh ya non Risa gak mau makan dulu..?" tanya bi ijah.

"Masih kenyang bi, nanti saja sekalian malam." jawab Carisa.

Saat ini sudah pukul empat sore, dia tadi makan siang sebelum berangkat kesini. Carisa menggunakan pesawat terbang yang hanya membutuhkan watu selama satu jam dan perjalanan dari bandara ke rumahnya juga tak sampai satu jam.

"Iya non, mau dimasakin apa buat makan malam nanti non..?" tanya bi ijah.

"hmm..... masakin ayam rica-rica sama rendang ya bi.." jawab Carisa.

"Beres non, ada lagi gak?" Tanya bi ijah.

"Udah itu aja, lainnya terserah bibi saja" jawab Carisa.

Setelah berdiskusi tentang makan malam, Carisa masuk ke kamarnya. Dia lantas mengecek ponselnya yang berda didalam tas sejak dari bandara tadi belum sempat dia buka. Ternyata ada banyak pesan dari Aditya.

[Baguss!! kamu beneran pulang ke rumah orang tau kamu tanpa memebritahu dulu] tulis Aditya dipesan yang ia kirim.

[Ayolah sayang... kirimkan uang kuliah Nadin, jangan hanya segitu. Ini kurangnya siapa yang mau nambahin..?" tulis Aditya lagi

Ternyata dia masih kekeh ingin meminta uang kuliah adiknya dibayar full. Carisa tk berniat membayar seperti biasa uang kuliah Nadin, entahlah dia lelah selama ini hanya dimanfaatkan oleh keluarga suaminya. Belum sempat dia memejamkan matnanya sang ibu mertua menelfon.

"Mau apa sih mama ini.." gumam Carisa dan melihat nama ibu mertua tertera dilayar ponselnya.

AKhirnya Carisa mengangkat penggilan karena dia penasaran dengan apa yang akan diminta oleh ibu mertuanya ini.

[Hallo assalamualaikum ma...] jawab Carisa.

[Waalaikumsalam Ris... kamu lagi di semarang?] tanya mama langsung to the point.

[iya ma.. baru saja sampai, tadi habis dari kantor Risa langsung berangkat. ada apa memangnya ma..?] tanya Carisa.

[harusnya kamu tak usah pulang dulu, uang kuliah adikmu saja masih kurang. Dari pada buat beli tiket pesawat lebih baik buat bayar kuliah nadinkan? kamu ini harusnya mengerti posisi mana yang lebih penting] ucap mama.

[maaf ma... bagi Risa kedua orang tua Risa juga sangat penting, makanya uangnya Risa buat membeli tiket pesawat] jawab Risa.

Mama Aditya dibalik telfon geram dengan jawaban yang diberikan oleh Carisa.

[tapikan gak urgent Ris.. kalau kangen bisa videocall bukan?] ucap mama.

[iya ma aku tau, tapi aku hanya ingin memeluk kedua orangtuaku apa salah? ] tanya Carisa.

[ahk sudahlah! berdebat sama kamu gak ada habisnya, mama gak mau tau segera kamu transfer uang kuliah buat nadin] jawab mama dan langsung memtikan panggilannya.

Carisa mengelus dadanya...

"Emang dikira aku mesin atm kalian yang selalu mengeluarkan uang? huh!! gerutu Carisa dan memejamkan matanya. Dia sungguh lelah dengan semua ini, apa dirinya harus cerita yang sesungguhnya pada orang tuanya atau memendam ini sendirian serta menyelesaikan masalah yang terjadi dirumah tangganya. Cukup lama Carisa memejamkan matanya hingga adzan maghrib berkumandang.

"Astaghfirullah... udah maghrib ternyata," gumam Carisa dan bangun dari tidurnya. Dia lantas bergegas ke kamar mandi agar badannya lebih segar serta segera menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.

"Saatnya makan malam.." gumam Carisa saat melirik jam yang ada di dinding.

Carisa turun dengan mengendap-ngendap karena papa dan mamanya sedang berada di ruang tv, kemungkinan menunggu bi Ijah selesai memasak untuk mereka.

"iih romantisnya.. " gumam Carisa melihat papa mamanya berduaan. Carisa dari belakang langsung memegang pundak kedua orang tuanya yang tengah duduk di sofa.

"Astaghfirullah..." ucap papa dan mamanya serta langsung menoleh ke belakang. Carisa tertawa dengan memamerkan deretan giginya yang rapi.

"Anak mamaaaa kebiasaan!! kapan datangnya?" tanya bu Mira.

Carisa segera melangkah mendekat ke orang tuanya dan mencium punggung tangan mereka.

"Hehehe tadi sore Ma sekitar jam empatan" jawan carisa.

"Kok gak bilang kalau mau pulang nak" ucap pak Abi.

"Kangen sama papa mama, jadi tadi habis ngantor langsung pulang" jawab carisa.

"Hmm.. kamu ini, terus kenapa gak telfon tadi kalau dirumah..? tanya mama.

"Hehe sengaja aja biar papa sama mama terkejut dengan kedatangan Carisa" jawab carisa.

"Kamu ini gak jauh beda dengan adik kamu Ris" ucap papa.

"Iya dong, oh ya emangnya kemana si Azka pa? tanya Carisa.

"Dia lagi papa tugaskan ke kota bandung untuk membuka cabang disana" jawab pak Abi.

"Sejak kapan pa? kok Risa gak dikasih tau sih, kalau tau tadi Azka dibandungkan bisa Risa kunjungi" ucap Carisa.

"Bukankah papa bulang lalu sudah bilang sama kamu Ris?" tanya pak Abi.

"Hah..? Masa' sih pa?" jawab Carisa.

"Kamu ini belum tua sudah pikun, pasti kamu  lagi banyak pikiran sampai lupa kayak gini" ucap papa.

"Enggak kok pa, mungkin emang Risa aja yang lupa. Azka juga gak bilang kalau ada di bandung" jawab Carisa.

"yaa dia dibandung baru satu mingguan lah, restoran kita masih dalam tahap pembangunan jadi papa mengutus dia kesana" ucap papa.

"Hmm okelah, yuk kita makan malam bersama. tadi Risa udah request ayam rica-rica dan rendang sama bi ijah" ucap Carisa.

"iih dasar kamu yaa, bi ijah kamu ajak sekongkol ya agar tak bilang sama mama papa? tanya bu Mira.

"haha iya jelas dong, kalo gak.. gak bisa kasih kejutan ke mama papa" jawab Carisa.

Setelah panjang kali lebar obrolan mereka, mereka semua menuju ke meja makan untuk makan malam bersama. Tidak ada pembicaraan yang didengar selain suara dentingan sendok dan piring. Kedua orang tua Carisa merasa ada yang sedang ditutupi oleh putrinya,  enggan bertanya sebelum anaknya sendiri yang bercerita.

Hanya saja, mereka berjanji untuk membantunya bila Carisa meminta.

 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status