Share

Bab 8

tok...

tok...

tok...

"Bu.. ibu!! panggil Carisa dari balik pintu.

"Ya sebentar!! teriak ibu sabrina dari dalam kamar lalu meletakkan ponselnya diatas meja. ibu sabrina bergegas menuju pintu untuk menemui menantunya.

"Ada apa?" tanya ibu sabrina setelah membuka pintu kamar.

"Kenapa bekas makannya dibiarkan begitu saja di atas meja? kan Risa udah bilang kalau abis makan beresin bu. Ibu ini selalu saja begitu setelah makan dibiarkan saja begitu," gerutu Carisa.

"Terus mau kamu gimana? Biasanya kan kamu juga yang beresin, kenapa sekarang protes?" tanya ibu sabrina dengan wajah galak.

"ya ibu beresin dong, masa' iya Risa terus yang harus membereskannya, Risa berhak protes karena Risa juga udah capek." jawab Carisa.

"Tinggal beresin aja apa susahnya sih!! bentak ibu sabrina.

"Bukan masalah susah gak nya bu! tapi sekali-sekali ibu bantuin Risa kenapa bu!" ujar Carisa.

Dia benar-benar sudah capek menghadapi keluarga suaminya yang selalu semena-mena pada dirinya jika tak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tapi jika saat minta uang dan diturutin mau makan ini itu, Carisa selalu dibaik-baikin bahkan diperlakukan layaknya anak sendiri.

"Ada apa sih.. berisik malam-malam begini!" ujar aditya yang baru masuk ke dalam rumah.

"Ini loh istri kamu! perkara bekas makan yang gak ibu beresin aja marah," jawab ibu sabrina.

"Loh tadikan Aditya sudah meminta ibu untuk membereskan jika sudah selesai makan," ujar Aditya.

"Gak... Ibu gak mau! enak aja masa' orang tua disuruh beresin bekas makanan," jawab ibu sabrina.

"Lah.. yang makan kan kalian berdua," ujar Carisa.

"Udahlah gak usah berisik, biar aku saja yang membereskannya," ujar Aditya lalu berjaln menuju ke meja makan.

Terlihat disana memang masih ada bungkusan bekas nasi goreng dibiarkan tergeletak begitu saja, bahkan dalam keadaan yang sangat berantakan diatas meja.

"Huhft.. ibu cuma disuruh beresin ginian aja gak mau," gerutu Aditya.

"Kalau bukan karena mau ambil hati Carisa mana mau aku melakukannya," lanjut Aditya seraya membuang bungkus di tempat sampah.

Dia memang berniat mengambil hati Carisa kembali agar keuangannnya lancar jaya seperti sebelumnya, Aditya tak mau jika dia menanggung biaya kuliah Nadin, cicilan mobil dan kebutuhan sang ibu yang tak ada habisnya.

"Gak sampai sepuluh menit bereskan? gitu aja kok nunggu aku marah dulu baru gerak," ujar Carisa berlalu dengan membawa air minum serta masuk kembali kekamar.

Aditya segera mengekori sang istri masuk ke kamar, dia bahkan menyempatkan diri membawa cemilan untuk Carisa.

Dia paham jika sang istri dimalam senin seperti ini sedang mengerjakan tugas untuk besok, Carisa memang selalu menyicil pekerjaannya dimalam hari karena jika senin itu sangat sibuk sekali dia tak mau lembur dikantor.

""Udah jangan marah-marah istriku sayang, ini cemilannya dimakan ya," ucap Aditya dengan meletakkan cookies didepan Carisa.

"hmm.. makasih mas, oh ya mas uang kuliah Nadin mending kamu bayar deh, aku gak ada uang." titah Carisa kembali fokus pada layar laptop didepannya.

"Iya sayang.. mas udh transfer kok. emangnya Nadin masih minta sama kamu?" tanya Aditya.

"Iya kemarin dia marah-marah, harusnya kamu yang urusin kuliah dia bukan aku. Toh kamu juga ada uangnya," ketus Carisa.

"Ini aja aku memakai tabungan masa tua kita sayang," ujar aditya.

"Tabungan masa tua apa sisa uang gaji yang gak kamu berikan sama aku?" celetuk Carisa.

"hmm ya sama saja, udahlah mas mau keluar dulu sebentar," jawab aditya lalu mengambil jaket dan kunci mobil.

"Mau kemana malam-malam begini mas?" tanya Carisa karena saat ini sudah pukul sembilan malam.

"Mau cari angin sekalian ngopi bareng temen-temen,"jawab aditya.

Padahal dia sudah janjian dengan Jesika, tadi saat dia sedang merokok diluar rumah. Jesika merengek lapar dan malas keluar jadi dia meminta Aditya mengirimi di makanan.

"Ngopi dimana?" tanya Carisa.

"Di coffee point, deket sini," jawab Aditya.

"Hmm ya sudah tapi jangan larut malam pulangnya," titah Carisa.

Dia sengaja membiarkan Aditya pergi karena mau fokus mengerjakan pekerjaannya, kalau Aditya tak dibolehin keluar rumah pasti dia akan merecoki Carisa yang sedang bekerja.

Terkadang Carisa juga rindu masa-masa mereka saat ditahun pertama nikah, Aditya sangat perhatian dan romantis padanya. Ya meskipun Aditya tidak royal seperti suami lainnya setidaknya Carisa diperlakukan layaknya istri yang sangat dicintai.

Tapi semakin hari sifat asli Aditya kepadanya semakin terbuka, hingga membuat Carisa lelah dengan semua ini. Dia memang bernit ingin menggugat cerai Aditya jika dirinya sudah mengamankan seluruh aset yng sudah dia beli dan mengumpulkan bukti yang akurat agar pengadilan dengan mudah mengabulkan permintaannya. 

*****

Keesokan harinya, pagi-pagi buta sudah heboh sama ulah ibu mertua. Saat itu Carisa sedang menyapu diteras rumah, karena banyaknya daun yang kering berterbangan. 

Karena tadi malam anginnya cukup kencang sehingga daun-daun kering dipohon pada terbang kearah teras rumah.

" Risa! Risa... mana sarapannya? Kamu tidak masak hari ini?" Tanya bu Sabrina seraya menunjuk ke arah meja makan yang masih terlihat kosong.

"Iya bu.. Risa belum masak, tadi mau ke kang sayur yang biasa mangkal di depan gang, tapi kata ibu-ibu komplek kang sayurnya tidak jualan ini." Jawab Carisa.

Tadi memang dia ke depan untuk belanja sayur mayur tetapi kang sayurnya tidak jualan karena ada urusan. Bahkan sudah tiga hari ini dia tak jualan, ibu-ibu disana tau karena kang sayur membuat story di aplikasi hijau miliknya.

"Seharusnya dikulkas itu diisi dengan stok bahan masakan, jadi kalau sewaktu-waktu gak bingung kayak gini." Ujar bu Sabrina.

"Sudah diisi kemaren bu, tapi saat aku ke semarang kan ibu ambil semua stok dikulkas, bahkan hanya tinggal air putih saja dikulkas." jawab Carisa.

Lidah Bu sabrina mendadak kelu disaat mendengar jawaban dari Carisa dan yang dibilang Carisa benar adanya.

Dia memang menguras semua isi kulkas Carisa kemaren dan dia pindahkan ke kulkas miliknya yang ada dirumah.

Bu Sabrina bahkan menginap tadi malam karena hanya ingin meminta uang membayar liburannya ke jogja minggu depan. Kalau tidak menginap dia akan susah menemui Carisa karena dia sibuk kerja, ditelfon pun mungkin gak akan dikasih uangnya.

"Kenapa diam bu? benarkan apa yang aku katakan?" Tanya Carisa melihat ibu mertuanya diam saja.

"Sudah sudah.. jangan ribut lagi, ini aku bawakan nasi bungkus untuk kita." ucap Aditya yang baru saja pulang dari membeli sarapan.

Tadi malam bahkan dia pulang larut malam, beruntungnya Carisa sudah tidur dengan lelap jadi tidak ada cekcok diantara mereka tadi malam. Dan untuk menebus kesalahannya Aditya berinisiatif membeli sarapan tanpa harus menunggu Carisa menyuruh. Carisa segera beranjak ke dapur untuk mengambil piring dan sendok.

"Ini bu nasinya." Carisa meletakkan nasi bungkus dipiring dan memberikannya pada ibu mertua.

"Hmm.. " bu Sabrina hanya berdehem lalu duduk di kursi meja makan.

Aditya dan Carisa pun melakukan aktivitas yang sama dan mereka sarapan bersama dipagi hari ini, setelahnya baru mereka bersiap-siap untuk pergi ke kantor masing-masing.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status