Share

76. Pagi yang Mencekam

Haris memperhatikan sang putri dengan tatapan tajam. Ia ingin agar sang putri berkata dengan jujur. Murni ikut mendengarkan dari balik pintu sekat antara ruang tamu dan ruang samping rumah mereka. Murni jelas tampak sangat ketakutan.

"Aku sudah berusaha, Pa. Hanya saja, Tuhan belum memberikan kepercayaan padaku juga Mas Revan. Apalagi kondisiku saat ini belum benar-benar fit. Aku masih memikirkan agar kembali sehat dan bisa berjalan dengan baik dulu," kata Ara memberikan penjelasan setenang mungkin pada sang papa.

"Baiklah. Hanya saja, sampai kapan?" tanya Haris yang mendesak dan memojokkan Ara.

"Aku tidak bisa menjawab karena semua ini adalah kuasa-Nya. Aku dan Mas Revan hanya berusaha saja." Ara tidak salah mengatakan hal itu.

Andai Haris tahu jika sang putri masih perawan, maka akan sangat murka. Artinya mereka hanya melakukan pernikahan di atas kertas saja. Tidak menjalankan kewajiban suami dan istri. Haris mengembuskan napas kasar; informasi yang didapatkan dari Gita rupanya mel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status