Share

melihat

Melihat kemarahan yang begitu besar di mataku membuat kedua anakku terkejut dan langsung berlari ke arah Ibunya.

"Bunda kenapa ...?"

Tiba-tiba langkah mereka terhenti menyaksikan senapan yang masih kupegang erat, kedua anakku saling pandang satu sama lain sambil menelan ludahnya.

Prak!

Kubuang senjata itu, kuedarkan pandanganku pada semua orang yang melihat, tetangga, pekerja yang masih sibuk menyusun barang dan anak-anak yang terlihat tegang.

Melihat tatapan nyalang dan dingin di mata ini para tetangga menjadi ngeri, mereka segera bubar tanpa mengatakan apa-apa, pun para pekerja ditatap dengan raut sesangar itu semakin giat dan takutlah mereka.

"Bunda... kenapa pegang senjata?"

Aku tidak menjawab, hanya memandang mereka bergantian lalu menghela napas dan masuk ke dalam tanpa sepatah kata pun.

Mereka nampaknya paham aku sedang murka, jadi, tidak banyak yang mereka tanyakan.

Kemarahanku sangat jarang, tapi bila kemurkaan itu terpatik, akan sulit meredakan dan membuat hati ini tenang d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status