Share

protes dari anak

Setelah mengatakan hal itu, Raihan lalu beralih ke kamarnya. Untuk beberapa saat aku tercenung mencoba meresapi ungkapan protes yang diucapkan secara tersirat oleh Raihan. Aku tahu, anakku menyindir diri ini yang lalai. Dan ya, aku tak berhak memprotes balik karena bagaimana pun, harusnya peran orang tua mencakup segala hal dalam kehidupan anak termasuk mencukupi kebutuhan, waktu berkualitas dan kasih sayang.

Kuhela napas pelan lalu memulai mengolah makan siang yang rasanya sudah kesorean. Ya, waktu telah menunjukkan pukul dua lewat lima belas siang dan anakku belum makan juga. Setelah dua puluh menit berkutat sibuk di dapur membuat spaghetti bolognese dan French fries kesukaan mereka, kupanggil kedua anakku untuk makan.

"Raihan, Zahra .... ayo makan," ucapku di tangga.

Tidak ada sahutan di sana, sepi dan hening sekali.

"Raihan, Zahra?" Masih tidak ada jawaban, mungkinkah kedua anakku tidur?

Kunaiki tangga dan pergi memeriksa dua kamar dengan nuansa babyoink dan biru langit itu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status