Share

Kekhawatiran Yanti

Setelah mematikan telepon, Yanti segera mengajak Bambang menuju klinik yang disebutkan Reni.

Di perjalanan tak henti-hentinya wanita paruh baya itu berdoa untuk kesehatan putri dan calon cucunya.

"Yah, yang cepet, dong. Kasihan Reni, dia sendirian." Yanti merasa suaminya itu berkendara dengan sangat lambat. Padahal Bambang sudah melajukan sepeda motornya dengan kecepatan 80 km/ jam. Lumayan cepat bagi pengendara yang sudah berumur.

Reni memang tidak memberi tahu perihal Yudha, jadinya Yanti tahunya wanita itu sedang sendirian.

"Sabar dong, Bu. Ini juga cepat Jangan karena keburu nafsu, malah membahayakan keselamatan diri sendiri." Berkendara di jalanan, harus tenang. Karena tidak hanya menyangkut keselamatan diri sendiri, tetapi ada banyak hal yang harus diperhitungkan.

"Ck!" Yanti hanya bisa mencebik, tak mau kena omelan lagi.

Sesampainya di klinik, tak ingin membuang waktu, Yanti segera menuju meja resepsionis.

"Mbak, pasien atas na

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status