“Kenapa pergi lagi sih, Mas.” Ucap Regina pada David yang saat ini akan pergi ke Jakarta.Dimas belum ada dua minggu disini tapi sudah ingin pergi lagi.“Aku kerja.” Jawab David sambil memasukkan pakaiannya ke dalam koper, dia sudah terbiasa melakukannya sendiri tanpa bantuan siapapun bahkan melarang istrinya sendiri untuk membereskan pakaiannya.“Kapan pulang lagi? Aku masih merindukanmu, bahkan aku belum mendapatkan nafkah batin denganmu.” Ucap Regina dengan nada yang merajuk.David menghela nafasnya lalu melirik ke arah wanita itu, “Katakan apa yang kamu inginkan?” Tanyanya dengan nada suara yang datar, dia hidup tidak sebentar dengan wanita itu sehingga tahu apa yang dia inginkan.Regina tersenyum, “Mas, aku membutuhkan perhiasan dan mobil baru. Aku malu dengan teman arisanku, mereka semua selalu pamer perhiasan baru dan mobil baru mereka.” Ucap Regina sambil memeluk lengan suaminya itu.David menatap Regina dengan ekspresi datar. Dia sudah terbiasa dengan permintaan-permintaan se
Setelah menikmati liburan di jakarta dan melupakan hal pahit di hidupnya, Anya mulai masuk kerja dengan senyumnya.“Ini adalah ruangan anda sebagai manajer pemasaran, dan setelah makan siang nanti anda akan bertemu dengan CEO untuk membahas pekerjaan anda lebih lanjut.” Ucap Gina, ketua tim pemasaran yang akan menjadi rekannya nanti.“Terima kasih Gina, dimana aku harus menghubungimu jika aku perlu?” Tanya Anya dengan tenang.Gina tersenyum, “Ruangan saya dan rekan ada di sebelah anda, Bu Anya. Anda tinggal memanggil saya atau bisa menghubungi nomor-nomor rekan yang telah saya taruh di meja anda berdasarkan jobdesk mereka sehingga anda tahu kemana anda akan menghubungi.”Mendengar penjelasan Gina, Anya puas dengan inisiatif dari Gina.“Terima kasih, jika begitu aku akan menata barangku. Kamu bisa pergi.” Ucap Anya.Setelah Gina meninggalkan ruangan, Anya mulai menata barang-barangnya. Ruangan baru ini terasa seperti awal yang segar, tempat di mana ia bisa benar-benar fokus pada karier
“Apa?!”Anya yang tadinya santai menonton film di apartemennya langsung terkejut saat melihat pesan dari Aditya jika dia akan bertemu dengan kolega penting.“Kenapa sangat mendadak sekali, aku juga baru sehari bekerja.” Gumam Anya dengan sedikit panik.Dia benar-benar belum siap dan langsung membuka laptopnya dan mempelajari perusahaan yang akan menjalin kerja sama dengan perusahaan mereka dan mempelajari bisnis yang akan mereka lakukan bersama.“Tapi aku seperti tak asing melihat nama perusahaan ini.” Gumam Anya.Meskipun dia juga tahu perusahaan pusatnya sekarang juga memiliki nama seperti nama belakang mantan suaminya.Tapi nama perusahaan ini seperti milik sebuah keluarga besar, PT. D”Baskara Prima.Nama yang hampir mirip tapi berbeda dalam bisnis yang dijalankan. “Aku penasaran apakah ini perusahaan keluarga tuan Aditya?” Gumam Anya dengan serius.Lalu dia melanjutkan mempelajari bisnis yang akan mereka lakukan dari pdf yang Aditya kirimkan padanya.Anya terus mempelajari informa
Zendaya terdiam dan masih membaca dokumen penolakan gugatan cerainya yang telah dibantah oleh Dimas.Tangannya mengepal, apalagi dia belum diberitahu oleh pengacaranya tentang masalah ini.“Pengacaraku belum mengatakan apapun, jadi aku tak bisa mempercayai hal ini.” Ucap Anya dengan serius lalu menaruh dokumen itu kembali ke meja David.David yang melihat itu tersenyum dan tepat saat itu juga Anya menerima panggilan dari pengacaranya.Anya menatap ke arah David sebelum akhirnya mengangkat panggilan tersebut.“Halo, nona Anya?” Suara pengacaranya terdengar dari seberang sana.“Halo, Pak Surya. Apa ada masalah dengan gugatan cerai saya?” tanya Anya sambil masih melihat ke arah David yang berada di depannya..Pengacaranya, Pak Surya, terdengar agak ragu sebelum menjawab, "Saya minta maaf, Nona Anya. Saya baru saja mendapat pemberitahuan bahwa pihak Dimas telah mengajukan banding dan sementara waktu gugatan cerai Anda ditolak oleh pengadilan agama."Anya merasa darahnya mendidih mendengar
Anya masih merenung di ruang kerjanya, dari kemarin dia sudah tidak fokus tentang pembicaraannya dengan David terakhir kali.“Bu Anya, HRD memanggil anda.” Ucap Gina yang membuat Anya tersadar dari lamunannya.“Baik, terima kasih Gina.”Gina mengangguk dan pergi lagi ke meja kerjanya, sedangkan Anya mulai berjalan pergi ke ruangan HRD.“Apakah anda memanggil saya?” Tanya Anya pada wanita dengan tubuh berisi yang saat ini memiliki status sebagai HRD di kantor pusat ini.“Iya, silahkan duduk, bu Anya.” Ucap wanita itu dengan nada dingin.Sepertinya Anya tahu mengapa wanita itu bersikap seperti ini padanya, pasti Aditya sudah membahas masalah gaji karyawan di tim pemasaran kemarin dengan HRD.Anya duduk dengan tenang di depan meja HRD, mencoba tetap terlihat tak tahu apapun.Ibu Ratna, HRD yang saat ini Anya hadapi sedang mengamati Anya dengan pandangan tajam. "Saya mendapat laporan dari Pak Aditya mengenai beberapa keluhan dari tim pemasaran tentang gaji dan bonus yang tidak sesuai. Apa
Anya shock dengan apa yang dikatakan oleh mantan ayah mertuanya itu. Dia menatap pria itu seolah dia adalah orang gila saat ini.“Bagaimana?” Ucap David yang membuat Anya menghela nafasnya.“Aku belum bisa menandatangani ini sebelum aku tahu siapa target mu untuk balas dendam.” Ucap Anya dengan serius.David mendengar itu langsung membenarkan posisi duduknya hingga kedua tangannya menyatu di depan meja restoran tersebut.“Regina.” Ucap David dengan serius.Anya tersentak kaget mendengar hal itu, perkiraannya sangat jauh dari bayangannya.“Kau serius?!”David mengangguk, “Aku tak pernah bercanda, Anya. Jika kamu menyetujui kerjasama ini kamu juga bisa membalaskan dendam mu padanya yang selama ini menyakitimu dengan perkataan dan perlakuannya.” Anya terdiam, memproses informasi yang baru saja diberikan oleh David. Perasaannya campur aduk antara kaget, tidak percaya, dan penasaran. Regina, wanita yang selalu menyakitinya dengan kata-kata dan perlakuan kejam selama pernikahannya dengan D
TING! TONG!Suara bel pintu terus berbunyi yang membuat Anya melihat ke arah jam, ternyata jam sudah menunjukkan pukul enam pagi.“Sial, aku kesiangan karena begadang kemarin.” Gumam Anya.Dia memang tidak bisa tidur kemarin karena terus memikirkan David dan hubungan mereka ke depannya.Ketika bel apartemen terus berbunyi membuatnya langsung bangun dan mengikat rambutnya menjadi satu dan kemudian membuka pintu.Dia cukup terkejut karena yang datang adalah barisan pria berjas hitam dengan earphone di salah satu telinganya dan kaca mata hitam yang menggantung di mata mereka saat ini.“Kalian sapa?” Tanya Anya dengan bingung.“Selamat pagi nyonya besar, saya adalah pengawal pribadi tuan yang sebentar lagi akan menjadi pengawal anda. Kami ingin menjemput anda untuk tinggal di mansion utama.” Ucap salah satu pria yang berdiri paling depan disana.Anya cukup terkejut meskipun kemarin sudah diberitahu oleh David, tapi tetap saja ini membuatnya kaget.“Aku belum siap-siap, tunggu sebentar dan
“Bagaimana dengan mansion ini? Apakah kamu nyaman?” Ucap David saat mereka berdua tengah makan malam bersama.Anya mengangguk dan tak menjawab lebih.“Bagus, besok akan ada yang datang untuk melatihmu mengurus keuangan rumah tangga dan minggu depan kita akan menikah secara agama maupun negara.” Ucap David yang membuat Anya terkejut.“Negara?” Beo Anya.David mengangguk, menatap Anya dengan serius. "Ya, kita akan menikah secara hukum. Itu akan memperkuat posisi kita dan membuat rencana ini lebih meyakinkan di mata semua orang."Anya merasa sedikit cemas mendengar hal itu. "Tapi bukankah kita hanya perlu menikah secara agama untuk rencana ini?" tanyanya.David menghela napas. "Menikah secara negara akan memberikan kita perlindungan hukum dan kekuatan yang lebih besar. Selain itu, itu akan membuat semua orang yakin bahwa pernikahan kita nyata dan bukan hanya sandiwara. Aku tahu ini mungkin terasa berlebihan, tapi ini penting untuk memastikan rencana berjalan lancar."Anya terdiam, mempro