Share

108. Chat Mesra David

Pukul empat sore aku baru tiba di rumah karena malas jika bertemu Vidia sepanjang hari. Huh, berat sekali beban hidup yang bertengger di pundak.

"Dari mana?"

"Bukan urusanmu!" jawabku ketus.

"Tadi itu Arnila, kan?" Tatapan Vidia terlihat menyelidik. Aku menggeleng cepat sambil mengibaskan tangan berusaha menghindari pertanyaan yang bisa menjebak sampai ketahuan.

"Arnila apanya?"

"Aku tidak bisa kamu bohongi, Din. Telinga ini sudah sangat hafal suara saudari kembarmu itu."

Untuk sesaat aku memutar bola mata malas, kemudian berlalu masuk kamar. Hati sedang tidak mood untuk diajak membahas hal sepele seperti itu. Biarlah dia menerka sendiri agar tahu bagaimana rasanya penasaran.

Dalam kamar aku bersandar pada headboard sambil terus menatap ponsel yang tidak ada kabar dari Ferdila bahkan pesan suara yang aku kirim hanya dibaca. Mungkin dia ingin menjelaskan secara langsung.

Ada notifikasi Whats*pp dan itu bukan dari suamiku, tetapi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status