Share

81. Ada Dua Ardina

"Jangan bertanya apa pun dulu, kepalaku nyut-nyut," sahut Ardina sambil menutup mata perlahan.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang dikemudi oleh Naren. Tidak ada percakapan dalam mobil itu karena Ardina benar-benar tidak ingin diusik dulu. 

Mereka bukannya melaju tanpa tujuan karena sejatinya Naren tahu harus ke mana. Mereka ke cafe yang jauh dari kantor Ferdila berada khawatir ketemu dan langsung ketahuan saat itu juga.

Sebenarnya Ardina menutup mata karena rasa dilema. Dia memikirkan Vidia yang pasti merasa tersiksa. Jauh di lubuk hatinya ada rasa ingin memeluk sekalipun perempuan itu yang menjadi perusak rumah tangganya.

Ardina menarik napas panjang karena betul-betul dilema. Baru kali ini dia merasa frustrasi sampai makan pun sebenarnya sulit. "Ah, pusing!"

"Jangan kasihan sama mereka bertiga, Din. Kamu tahu jika kita lepas atau biarkan mereka begitu saja? Resikonya kamu yang disiksa atau mungkin dibunuhlah seperti Yuni dan Genta," tegur

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status