Share

84. Pelakor Itu Sudah Gila

Belum lagi aku membanca pesan itu, Ferdila sudah memanggil dari dalam kamar. Aku harus melangkah masuk daripada harus dicurigai. Lelaki itu duduk di tepi ranjang sambil menatap serius.

Saat kami saling berhadapan, dia berucap pelan, "Aku tidak ingin tahu banyak tentang Vidia Maida. Besok dia harus kucerai apa pun kondisinya. Jika menolak, terserah."

"Sabar, Fer. Bisa jadi Vidia sedang sakit. Lihat saja pandangannya, begitu kosong dan hampa. Dia bahkan tidak pernah berucap sepatah kata pun." Aku tulus menenangkannya.

"Aku tidak ingin dia melukaimu lagi, Din. Sikap seperti itu bisa jadi hanya akal-akalan semata." Ferdila berdiri. "Aku ke rumah bos dulu, ada urusan penting," lanjutnya sambil memutar rekaman suara saat menelepon tadi. Aku mengangguk.

Sepuluh menit kemudian, suamiku sudah benar-benar tidak ada di rumah. Aku kembali membuka ponsel untuk tahu jawaban Arnila. Jantung kembali berdegup begitu cepat.

Arnila : Sebenarnya ada sesuatu yang membu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status