Share

86. Teriakan dari Pecundang

Ardina melangkah mundur melihat tatapan tajam perempuan di depannya. Naren ingin membantu, tetapi diberi kode untuk diam di tempat.

"Ada apa, Vid?"

Perempuan berambut pirang itu menampar wajahnya sendiri. "Sakit sekali jika terkena tamparan, 'kan?"

"Maksud kamu apa?"

"Sudah, jangan diladeni!" tegas Naren. Bukannya marah, Vidia malah tertawa keras.

Mereka berdua semakin bingung dengan sikap Vidia. Ada seribu tanya dalam hati yang enggan menepi. 

"Jangan pernah mencoba untuk menghabisi Falen atau nyawamu akan melayang. Memang lelaki itu jelas memanfaatkanku, tetapi hati tidak bisa berbohong dia milik siapa!" tegas Vidia. Aku hanya bisa mengangguk sambil menyaksikan perempuan itu melangkah masuk.

"Naren, ikuti dia jangan sampai masuk kamarku!" titahku dengan suara tertahan karena shock melihat pemandangan seperti ini.

Rasa nyeri bekas tamparan Vidia masih sangat terasa. Pipi berdenyut seakan meminta waktu berhenti sejenak saj

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status