Share

88. Teror

88. Teror

"Ferdila tidak suka perempuan kasar apalagi yang mudah mengeluarkan kata-kata kotor. Jadi, jangan semakin menampakkan keburukanmu. Di sini sama sekali tidak ada yang takut," sindir Ardina.

Vidia hendak membalas dengan makian, tetapi dihentikan oleh ketukan di pintu. Naren yang sejak tadi diam melangkah cepat ke pintu. Akan tetapi, ternyata tidak ada orang melainkan sebuah surat tepat di bawah pot bunga.

"Siapa, Ren?" Ferdila menghampiri. Dia meraih surat itu tanpa mendapat jawaban. Dibukanya perlahan, ternyata ada pesan tertulis.

"Jangan ceraikan Vidia Maida atau nyawa istrimu akan terancam!" ucap Ferdila membaca surat itu. Dadanya serasa sesak, dia yakin ini baru permulaan dan akan ada lebih banyak kejutan lagi.

Naren segera menutup pintu utama. Baru saja ingin melangkah masuk, ketukan kembali terdengar. Kali ini lebih keras. Namun, saat melihat ke luar tetap tidak ada orang. 

Lagi, ada sebuah amplop yang tertinggal. Ferdila

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status