Share

95. Bingung

Pukul lima sore aku menelepon Naren dan langsung diangkat setelah menunggu panggilan ke lima. Napasnya terdengar memburu. "Arnila sudah mulai sehat, cuma butuh istirahat penuh dua hari," jelasnya.

"Alhamdulillah. Aku mau bertemu Arnila, tapi ada satu hal yang harus kamu tahu, Ren."

"Apa itu?" Suara Naren sudah mulai santai seperti biasa.

Aku pun menceritakan perihal Vidia yang tiba-tiba mendadak baik bahkan menangis minta diajari Islam. Tidak hanya itu bahkan siang tadi dia memasak begitu banyak lauk dan rasanya nikmat. 

Sedikit aneh memang, tetapi aku merespon dengan baik pula bahkan sangat ramah dengan membantu mencuci piring. Jika dikata terkena sihir, entahlah. Aku sulit berprasangka ke sana.

"Dia pura-pura, Din. Kamu jangan terlalu percaya sama dia. Aku tidak pantas cerita siapa Vidia karena kita sama-sama tahu bagaimana busuknya perempuan itu," tegur Naren.

"Gimana kalau dia benar sudah berubah, Ren? Gak ada yang mustahil kalau Al

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status