Share

103. Seranjang dengan Madu?

Pukul sembilan malam Ferdila sudah masuk di kamarku. Dia menyeringai layaknya singa kelaparan. Sementara aku hanya duduk bersandar di kepala ranjang menanti lelaki itu memulai lebih dulu.

Detak jantung seakan saling berkejaran. Sensasinya seperti malam pertama dan entah mengapa aku sangat menginginkan. Ferdila.

Aku menelan saliva ketika jarak kami semakin dekat. Dia duduk di tepi ranjang. "Apa kamu sudah siap bertempur malam ini, Sayang?"

"Sekarang?"

"Iya, kamu cantik sekali malam ini, Din. Sepertinya saat ini adalah waktu yang tepat. Aku tidak sabar menyentuh setiap inci tubuhmu."

Aku tersenyum manis. Aroma parfum Ferdila menusuk indera penciuman. Dia semakin memutus jarak di antara kami. Tangan sudah saling berpegangan.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka lebar. Aku terperanjat bukan main melihat Vidia memeluk bantal. "Malam ini aku tidur di sini, Din. Takut di kamar sendirian, ada yang ketuk-ketuk jendela."

"Benarkah? Atau itu cuma akal-

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status