Share

106. Hampa

Aku gamang. Jantung berdegup semakin cepat. Lelaki itu menyeringai dengan tatapan tajam seakan ingin menerkamku habis-habisan.

"Tidak usah mencari berkas yang tidak ada. Mari kita menikmati malam berdua, kita habiskan dengan bercumbu rayu!" Pak Robby mendekat. Dia mendorongku.

"Jangan! Tolong!" teriakku berusaha menghindar, tetapi kalah kekuatan. Tentu saja!

"Tidak ada orang lain di sini. Kita nikmati malam ini." Pak Robby hendak membuka bajunya, tetapi terhenti karena pintu tiba-tiba terbuka. Ada yang menendangnya dari luar.

Malaikat penolong, pasti itu Naren! batinku penuh harap.

"Jangan mau menikmati sendirian Robby, bagi ke gue juga!" bentaknya.

Robby hanya tersenyum. Dia mempersilakan untuk menj*mahku lebih dulu. Rasa takut semakin menjadi. Aku mulai menitikkan air mata, Naren tidak juga muncul.

Lelaki hidung belang yang umurnya tidak lagi muda itu melempar jaket yang dikenakannya asal. Dia pun sudah selesai melepas baju dan ters

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status