Share

96. Salah Kaprah

Setelah membantu Vidia membersihkan dapur, aku gegas masuk kamar menemui Ferdila yang sudah kembali sibuk memainkan jemari di keyboard laptopnya. Dia duduk di ranjang dan terlihat serius sampai tidak sadar akan kehadiranku.

"Sibuk gak?"

"Kenapa?" tanya Ferdila balik tanpa mengalihkan pandangan.

"Aku ada sesuatu yang penting, Fer."

Lelaki di depanku menghentikan aktivitasnya. Laptop masih berada di paha, tetapi mungkin akan bisa mencerna apa yang kusampaikan nanti. Dia mengukir senyum. "Apa?"

"Kamu yakin tindakan menikahi Vidia benar?"

Kedua alis Ferdila saling bertaut. Raut wajahnya tidak bisa ditebak. Aku deg-degan takut mendapat pukulan.

"Yakin dan tidak ada salahnya rujuk dengan Vidia. Memang sudah dicerai, tetapi kan bisa menikah lagi."

Aku menarik napas panjang. Sebenarnya ada perasaan ragu yang menyelimuti jiwa untuk menyampaikan semuanya. Magrib tadi sempat browsing di internet kalau rujuk setelah talak tiga.

"Ada

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status