Share

100. Menguping si Pengantin

Pemilik suara itu tidak lain adalah lelaki yang selalu membantu bahkan mengorbankan hampir seluruh waktunya. Dia adalah Naren. Untung saja saudariku memiliki sahabat sebaik dia.

Naren mendekat, para tamu undangan memperhatikan kami seakan mencari jawaban. Akan tetapi, aku tidak pedulu tanggapan mereka.

"Maaf, aku telat datang, Bu karena ada urusan sebentar," jelas Naren. Aku hanya tersenyum seraya mengangguk mengingat lelaki itu lupa menyematkan kata 'Ibu' di depan Ardina.

"Sepertinya kamu ini sibuk banget, Ren. Ngurusin apa, sementara pekerjaan kamu di sini juga ada?" Vidia memicingkan mata dan aku bisa menebak arah pembicaraannya.

"Naren ini ada urusan selain sebagai supir kita, Sayang. Dia bekerja bukan karena butuh uang, apa kamu lupa?" Ferdila yang menjelaskan dengan nada suara sangat halus. Vidia mengangguk-angguk.

"Boleh bicara sebentar, Bu Ardina?"

"Boleh," jawabku singkat sambil berlalu menerobos tamu.

Di belakang rumah, aku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status