Share

97. Tetap Akan Terjadi

Pagi-pagi sekali aku menyiapkan sarapan karena Vidia belum juga ke luar dari kamar. Mungkin dia lelah atau masih memikirkan perkara tadi malam.

Hanya butuh tiga puluh menit semua sudah siap bersamaan dengan datangnya Ferdila dengan kemeja biru muda. Dia tampan dan aku sangat ingin memeluk jika saja tidak bau bawang.

"Harum banget baunya, pasti enak, nih!" puji Ferdila, kemudian menarik kursi untuk didudukinya.

"Coba aja." Aku senyum-senyum menahan malu. Seorang istri akan sangat bahagia jika suaminya memuji masakan sekali pun tidak enak. Sangat mudah membahagiakan mereka bukan?

"Enak banget masakan istriku." Ferdila kembali memuji setelah menikmati masakan itu. Aku bahagia hingga senyum merekah sempurna, lalu duduk di depannya.

Akan tetapi, itu hanya berlangsung beberapa menit saja ketika Ferdila kembali membuka suara. "Besok aku tetap akan menikahi Vidia. Janji itu harus ditepati."

Aku terhenyak dalam diam mendengarnya. Makanan terasa hamba

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status