Share

91. Aku Tidak Benci

POV Ardina

Setelah sampai di rumah, aku merebahkan diri di tempat tidur. Hati sedikit lega karena tidak lagi merasakan luka di sekujur tubuh sekali pun masih ada sedikit hal mengusik pikiran. Seribu tanya tentang Naren yang tiba-tiba pergi tadi.

Pintu kamar terketuk keras, mungkin saja itu Ferdila karena sejak tadi ke luar dengan alasan ditelepon rekan kerja. "Masuk saja, Fer!" pintaku dengan suara sedikit keras.

Ketika daun pintu terbuka lebar, betapa terkejutnya aku melihat Vidia muncul dengan seringai tajam. Oh, perempuan ini kenapa harus mengganggu ketenangan? Dia melangkah mendekat sambil membawa dompet kecil di tangan kanannya.

"Besok, aku pastikan rencanamu akan gagal total, Ardina!" tegas perempuan berambut pirang itu dengan mata melotot. "Kamu akan kembali merasakan luka dan kali ini pasti lebih perih," lanjut Vidia lagi masih dengan seringai yang sama.

"Apa yang kamu bicarakan, Vid?"

"Kamu akan mengerti jika sudah terjadi. Ini keju

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status