Share

92. Permintaan Suami

Setelah mencuci piring, aku langsung masuk kamar karena jam pun sudah menunjuk angka sembilan malam. Seharian ini benar-benar lelah terlebih magrib tadi beradu mulut dengan Vidia.

Perempuan berambut pirang itu memang sengaja menumpahkan dua gelas kopi di depan kamar, kemudian menuduhku membuang kulit pisang sembarangan hingga dia terpeleset. Ferdila langsung percaya pada Vidia tanpa memberiku sedikit saja kesempatan untuk mengelak.

Dia lihai dan pandai bersilat lidah. Perempuan model seperti itulah yang paling aku takutkan. Seandainya saja kemarin-kemarin dia benar sudah pergi daru sini, pasti tidak akan ada kejadian yang mengharuskan aku makan hati.

Ferdila duduk di tempat tidur dengan menyandarkan kepala di headboard. Kepalanya menunduk dalam dengan kedua tangan saling terkepal. 

"Kenapa, Fer?" tanyaku setelah duduk di sampingnya. Lelaki itu menoleh dengan mata sendu. Helaan napasnya terdemgar berat seakan memikul beban.

"Apa ... apa kamu m-

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status