Share

Chapter 19

Aku sedikit kesal lihatnya, tapi karena aku sudah terbiasa dengan perilakunya yang seperti rambu lalu lintas yang cepat berubah-ubah jadinya aku tak terlalu marah.

Aku melihatnya memakan mie buatanku. Cara makannya sangat estetis sekali, mungkin karna faktor wajah juga sangat mendukung. Jadi muncul di benakku suatu pertanyaan. "Jes." Panggilku.

Jessen menggerakkan bola matanya ke arahku.

"Kau pernah pacaran ngak sebelumnya?" Pertanyaan yang tiba-tiba, tapi aku cukup penasaran dengannya.

"Kenapa?"

Aku melipat kedua tanganku di atas meja makan. "Ngak apa... Cuma kepo aja."

Jessen berhenti melihatku dan kembali menyantap mienya.

Aku melentikkan jariku, menyadarkannya bahwa jawabannya masih gantung, walaupun aku tau lentikkan jariku tak berbunyi. "Jawab dong."

Dia kembali mengarahkan bola matanya ke arahku. "Kalau ngak penting ngak usah di tanya."

"Ck, penting tau." Aku mengerucutkan bibir kesal.

"Kau yang pertama." S

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status