Bel sekolah telah di bunyikan. Seluruh murid di kelas berhamburan ke luar setelah guru mata pelajaran keluar terlebih dahulu.
"Val. Nonton drakor bareng kuy..." Tessa yang telah pindah tempat duduk di sebelahku sangat bersemangat mengajakku kegirangan.
Tessa menunjukkan flashdisk nya. "Banyak drakor keren Valll.... Terutama kita harus lihat drakor yang ada Kim Tae Hyung nya..... Kuy lah."
Aku mengusap tengkukku hendak menolak ajakan Tessa. Aku tau apa yang akan terjadi kalau aku nonton bareng Tessa. Pasti aku ngak bakalan konsen dengan alur ceritanya karena dia ke-asyikan menjerit, memeluk dan menggoncang badan ku saat idolnya lagi mengadu acting. Ampun.... Aku udah pengalaman dengan Cya dulu...
"Hehe. Aku lebih suka nonton suara hati istri di rumah sambil makan popcorn." Ucapku.
"Ih... Apaan sih Val. Becanda mulu."
Aku cengengesan.
"Is. Valen ih. Memangnya kau udah jadi istri apa. Doyan cerita yang begituan." Sindir Tessa tanpa tau s
Author POVTessa yang kini tengah berjalan sendiri pulang ke rumah pun kembali murung. Dia tampak sangat sedih karena akan pulang ke rumah, berjumpa dengan orang tuanya yang selalu bertengkar lagi.Udara kencang menghembus nya dengan sekali tepasan, membuat rambutnya yang indah terurai ke belakang mengikuti arah mata angin.Sepertinya akan hujan. Itulah yang di pikirkan Tessa.Tessa berjalan lambat, sengaja karena dia hanya malas terlalu cepat pulang.Sewaktu melewati halaman sekolah Tessa teringat lupa membawa buku catatan Biologi nya."Ck. Kenapa baru inget sekarang." Umpat nya kesal.Tessa pun membalikkan badan nya kesal dan kembali ke kelasnya.Tessa melewati koridor yang sudah sepi dan tak sengaja mendengar sesuatu yang janggal di telinganya. Suara nya sedikit rusuh..
Jessen menatapku dengan kepalanya bertumpu pada salah satu tangannya.Sedangkan aku terus berpacu dengan waktu mengerjakan tugas uang di berikannya.Dia melipat tangannya di atas meja perpustakaan ini melihat ke bawah melihat jam tangannya sekejap. "Lama.""Ish. Sabar lah. Ini juga udah usaha kali." Ucapku kesal. Ngak sabaran banget sih.Sedikit lagi... Cepat..."Yes. Siap!" Kataku bersemangat. Tapi aku ngak sadar kalau di perpus, semua orang memperhatikan ku kesal.Aku menepuk menyatukan kedua telapak tangan ku memohon maaf. "Maaf ya." Kataku sambil tertunduk malu.Mataku kembali mengarahkan Jessen. Ku serahkan selembar kertas jawaban ku. "Nih. Siap kan." Kataku bangga.Dia mengambil kertasnya. "Cih. Kau mau mempermalukan diri mu nanti di seleksi lomba huh?""Kenapaaa. Jawaban aku itu bener tau."Dia menokok kepalaku dengan kertas yang ku kerjakan tadi. "Jawaban mu hanya benar 3 dari 10.""Ah. Mana m
Hujan semakin deras. Jessen tidur di kamar tamu yang telah di sediakan.Aku tidur di kamar jadi ngak tenang. Apa Jessen baik baik aja?Atau dia makin sakit?Tadi dia udah makan nasi dan obat sih. Tapi tetap saja aku kuatir.Tok tok tok.Pintu kamar terketuk. Siapa?Aku berjalan menuju pintu kemudian aku membukanya.Aku terkejut melihat Jessen tengah berdiri dengan wajah pucat. "Val.""Loh kok ngak istirahat?"Dia mengusap usap bahunya. "Dingin. Dan aku ngak bisa tidur. Aku tidur sama kamu ya."Mataku terbelalak."Eenggak enggak. Aku kan cewe. Kamu cowo."Jessen kecewa dan tambah lemas. "Aku ngak akan ngapa ngapain. Kakek nenek juga di rumah. Please Val. Kepalaku pusing banget." Rintihnya."Hm. Ya udah." Aku menunjuk nya. "Awas loh kalau macam macam."Dia mengangguk.Dia langsung tertidur di ranjang ku. Sedangkan aku menutup pintu.Kemudian aku duduk di lantai bersender di
Cus merapat 😚✨...-----------------------------------------------------------Author POVTessa membekap mulut Rio karena Valen ada di sebelahnya. Tessa Idak mau Valen tau kalau dia pacaran sama orang mesum ini! Najis!Setelah berpamitan dengan Valen yang masih agak bingung dengan tingkah laku Tessa, Tessa dan Rio pun pergi.Setelah beberapa langkah jauh dari Valen, Tessa menatap tajam Rio. "Heh! Ngapain sih datang datang!""Karena aku pacar kamu lah. Masa aku tinggalkan kamu sendirian di tengah hujan." Rio tersenyum lebar Melihat pacar barunya yang marah. Terlihat sangat manis, padahal pacarnya itu kesal padanya.Karena cuaca mendukung dan gelap. Membuat lampu jalan yang di seki
Aku terbangun dari tidurku. "Whoam." Aku menguap.Ku rengangkan tanganku, kemudian aku tersadar dari tadi tangan Jessen masih ada di perutku bersentuhan langsung dengan kulit ku... Aku masih telanjang hanya berbalut selimut bersama Jessen!Ingatanku kembali terulang saat pergumulan panas kami kemarin. Jessen agresif sekali, membuat aku benar-benar kewalahan. Aduh... Malu banget aku sekarang. Bahkan aku sekarang ngak mau lihat Jessen.Tiba tiba tangan Jessen menarikku dan membuat aku berada di atasnya yang juga masih telanjang. Dia memelukku, membenamkan wajahnya di bahu depanku. Mencium lembut kemudian menatap ku, "Mandi bareng aku."Deg!Wajah ku memanas. Aku langsung menutup wajahnya dengan kedua tanganku.Dia terkekeh. "Aku udah lihat seluruh badanmu. Kenapa harus malu lagi, hem?"Kalimat Jessen semakin membuat ku tambah malu. Jessen membalikkan posisi kami, membuat dia berada di atas ku. Membuat tangan ku terlepas dari wajahnya.
Author POVRio berjalan menyusuri koridor sekolah. Berharap menemukan seseorang, siapa lagi kalau bukan Tessa. Dia sangat merindukan wanita itu, padahal semalam baru saja berjumpa."Ck. Mana sih." Decak Rio kesal tak kunjung menemukan Tessa.Mata Rio sibuk mencari keberadaan Tessa. Dan akhirnya matanya puas karena menangkap sosok yang di nanti.Tessa duduk di dalam kelas. Valen tak datang dan Tessa tak tau kenapa.Tessa memukul meja pelan. Rasanya menyebalkan. Di saat dia ingin cerita betapa menyebalkannya orang tuanya kemarin, di saat itu Valen malahan ngak hadir, di telfon ngak di balas dan bahkan sudah di spam chat juga ngak di tanggepi."Pokoknya hari ini aku harus ke rumah Valen." Ucapnya dengan nada pelan tapi dengan penekanan.Kelas Tessa tiba tiba riuh karena kedatangan ses
Author POVRio duduk di kelasnya bersama Jessen di sebelah nya. Rio bingung harus mulai dari mana agar bisa jadi anak emas seperti Jessen."Apa." Ucap Jessen tiba tiba tanpa melihatnya membuat Rio terkejut ternyata si Jessen peka di lihati.Rio menggeleng cepat dan memalingkan wajahnya kembali menatap papan tulis dan memperhatikan guru mengajar.Rio kembali curi pandang melihat ke arah Jessen.'Apa coba yang buat dia pintar, hm.''Kayaknya di mulai dari fokus belajar deh.''Oke kalau gitu.'Rio terus bermonolog dalam hati.Rio memperhatikan kembali papan tulis dan kemudian fokus untuk belajar.***Jam istirahat berlangsung.Rio terus memperhatikan gerak gerik Jessen. Sungguh dia ingin menjadi idaman Tessa, jad
Author POVRio duduk di meja makan sambil membaca buku sejarah. Mulai hari ini dia tak membiarkan waktu yang dia punya untuk bermalas malasan. Dia harus bisa meraih prestasi di sekolah.Pertama yang harus dia lakukan adalah mendapatkan nilai ujian yang tinggi, kemudian Ranking kelas dan bahkan Juara umum sekolah.Well. Agak berlebihan sih. Tapi itu harus dia lakukan demi Tessa.'Tessa. Kau harus jadi milikku! Titik!'Mama dan papa Rio cengo melihat anak nya yang bertingkah aneh.Mereka saling tatap dan kembali melihat ke arah Rio."Nak. Kalau makan, makan aja dulu. Belajar nya kan bisa nanti." Mama Rio menegur.Rio tak menggubris dan tetap makan sambil kembali membaca buku."Iya Rio. Lagipula. Tumben kamu belajar." Papa Rio bingung melihat anaknya.