Share

Bab 39

"Selamat siang. Mbak siapa dan ada perlu apa, ya?" tanya Hanif terheran-heran.

"Perkenalkan saya Nabila. Saya ada perlu dengan Anda. Bisa kita bicara sebentar?" Perempuan yang mengaku bernama Nabila itu tersenyum.

"Maaf, tapi saya nggak bisa lama-lama soalnya saya lagi banyak kerjaan."

"Oke, nggak masalah."

"Kalau mau bicara sebaiknya di sini saja. Gimana kalau kita duduk di sana?" Hanif menunjuk kursi panjang dari semen yang ada di bawah pohon. Di ujung halaman.

"Oh nggak. Tempat itu kayaknya banyak dilalui orang. Saya nggak mau orang liat kita saling kenal dan pernah berinteraksi," tolak Nabila membuat Hanif makin heran.

"Lho, memangnya kenapa? Bukannya kita memang ada interaksi? Dan sebenarnya apa yang mau Mbak bicarakan ke saya?" Hanif mencium aroma tidak beres dari gelagat gadis bernama Nabila itu. Pasalnya dia pun tak mengenal gadis itu dan tiba-tiba saja mengajaknya bicara.

"Karena yang ingin saya bicarakan ini penting dan bersifat rahasia. Saya nggak mau ada yang dengar.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status