Share

Penyesalan Tuan Alan

Tanpa lelah, pak Sadin berkendara lebih dari empat jam dan sudah memasuki lobi rumah sakit. Zia tersadar saat mendengar suara bunyi dari mesin parkir saat lelaki itu mengarahkan kartu parkirnya. Indera penglihatan Zia berselancar sebentar, memastikan keberadaanya.

“Kita sudah sampai, Nona Zia,” ucap pak Sadin menyadari gadis itu sudah terbangun.

Sean pun langsung terbangun saat ia menyadari kepala Zia menjauh dari kepalanya. “Paman, sudah bangun?” tanya Zia seraya membantu lelaki itu bangkit dari rangkulannya.

“Kamu pasti kelelahan, yah?” tanya Sean menyadari tengah menggerakan pinggangnya.

Zia ingin mengelak, tetapi ia memilih tersenyum. Namun, ia langsung mengalihkan pandangannya pada dokter Ryan dan tuan Alan yang sudah menyambutnya dengan membawa kursi roda di depan lobi samping rumah sakit. Sean pun mengikuti pandangan gadis kecilnya.

“Paman, siap-siap saja, yah!” pinta Zia setelah mobil pak Sadin berhenti.

Pintu mobil samping langsung terbuka, mereka perlahan membantu Sean
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status