Share

Sepakat

“Maaf, Tuan Sean,” ucapan Sadin langsung Sean membuka kedua kelopak matanya.

Sean yang tengah meneangkan isi pikirannya dengan memejamkan matanya sepanjang perjalanan pulang, terpaksa harus membuka matanya. Suara pak Sadin terdengar berat dan sungkan. Ia hanya berdeham pelan, memberi isyarat agar pak Sadin meneruskan kalimatnya.

“Tadi telepon dari bi Asti. Nona Agnes datang ke mansion dan mengatakan kalau dia adalah tunangan Tuan Sean pada nona Zia ...,” penjelasan pak Sadin terhenti.

Bukan terhenti, tetapi ia menahan dirinya untuk tak memancing emosi Sean. Pak Sadin tahu kalau atasannya tidak suka masalah pribadinya dicampuri dan ia yakin Sean pasti tengah berpikir. Perkiraannya tepat, Sean menghela napas berat.

“Mampir sebentar ke mansion sebelum ke rumah ayah saya!” titah Sean dengan nada berat.

“Baik, Tuan,” sahut pak Sadin cepat.

Kesal, marah dan kecewa, itulah yang Sean rasakan. Ia tahu ayahnya selalu menuntutnya untuk segera menikah. Berkali-kali juga ayahnya berniat menjodohka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status