Share

Mata-mata yang disiksa

Di sebuah ruangan gelap di markas, Santoz terikat erat di sebuah tiang. Tubuhnya penuh luka dan lebam, hasil dari cambukan yang berkali-kali mendera tubuhnya. Setiap cambukan yang menghantam kulitnya, suara jeritan kesakitan Santoz menggema di seluruh ruangan.

"Aah!" jerit Santoz yang tak sanggup menahan rasa sakit yang menghantam setiap serat tubuhnya.

Edward, pemimpin markas, berdiri dengan tatapan tajam dan dingin di hadapan Santoz yang terkapar lemah. Ia menatap Santoz dengan penuh kebencian dan kemarahan.

"Sudah lama kau bersama kami, ternyata hanya rencanamu saja. Kenapa tidak bertindak dari awal? Apakah sedang menunggu waktu?" tanya Edward dengan nada mencemooh.

Santoz menatap Edward dengan mata yang sembab dan penuh darah, namun ia tetap berusaha menunjukkan keberaniannya. "Aku... Aku bukan mata-mata, Aku selalu setia pada kalian," ucap Santoz dengan suara parau dan terengah-engah.

Namun, Edward tak percaya. Ia mengangkat tangan yang memegang tali cambuk, menunjukkan niat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status