Share

Bab. 55. Pelengkap Kebahagiaan

“Ibu paham, Nak. Karena jangankan kamu, Ibu saja sering inget sama Nafisa kalau lagi momong anakmu ini,” timpal Mariam yang seketika tersenyum. Sebagai ibu juga nenek sari cucu pertamanya itu, ia harus bisa menghibur diri dan Arzan. Karena hari sebentar lagi akan memasuki waktu Maghrib, Mariam pun menyuruh anaknya untuk segera masuk. Terlebih, Razan mulai kembali rewel.

“Razan kenapa, Bu? Tumben rewel gitu?”

Di belakang Mariam, Arzan pun berkomentar perihal anak lelakinya itu. Biasanya, Razan selalu anteng. Apalagi di jam-jam seperti ini, karena suasana sudah mulai kembali sejuk. Namun, setibanya ia di sana, suara tangis Razan membuatnya merasa khawatir.

“Ibu juga nggak tau, Nak. Mungkin ngantuk. Tadi mau Ibu tidurin, tapi kamu keburu datang. Jadi nantilah ibu tidurin kalau udah lewat magrib. Tanggung,” timpal wanita yang sekarang ada di hadapan Arzan itu. Ia melihat raut wajah cemas Arzan sebentar. Sebelum kemudian kembali me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status