Dylan tidak melihat ekspresi Lydia dan langsung berjalan ke arah Monika dengan ekspresi dingin di wajahnya.“Apa semua yang baru saja kamu katakan itu benar?” Dia bertanya dengan gigi terkatup.Monika panik sambil menggigit bibir bawahnya, tidak tahu harus menjawab apa.Dia tumbuh besar dengan orang tuanya sejak kecil, dan sebenarnya tidak terlalu dekat dengan Dylan, kakak laki-lakinya yang besar di luar negeri ini. Setelah kembali dari luar negeri, kakaknya ini menjadi pebisnis terkemuka di dunia bisnis dan memperbanyak kekayaan Tansen Group sampai ratusan kali lipat, sehingga membuatnya bahkan lebih sombong.“Jawab!” tanya Dylan dengan dingin ketika dia melihat keraguan Monika.Ada cibiran yang lantang dan dingin dari kiri belakang. Tak perlu dilihat lagi. Lydia yang tertawa.“Pak Dylan, itu benar.”Begitu Lydia mengakuinya, orang-orang di sekitar memandang kedua orang itu dengan tatapan yang rumit, terutama pada Lydia. Di balik penampilannya yang glamor, wanita itu ternyata memiliki
Lydia mencibir sambil menatap Monika dengan dingin. Matanya sedikit melihat ke bawah.“Apa Bu Monika berulang kali mengungkit hal ini untuk mempermalukanku? Orang yang dipermalukan itu bukan aku, tapi kalian, keluarga Tansen, yang memperlakukan menantu perempuanmu sebagai pelayan. Entah siapa yang berani menjadi menantu keluarga kalian lagi?”“Lagi pula, kamu nggak pantas menjadi istri kakakku! Lydia, yang jelas-jelas kamu baru saja ingin menggoda kakakku. Kamu nggak mengakuinya?”Ciuman itu pasti upaya yang sengaja Lydia lakukan untuk menggoda kakaknya. Wanita ini masih punya muka untuk menyuruhnya minta maaf?Monika tidak terima. Kenapa Lydia seenaknya sekali?Mengapa kakaknya bahkan tidak melihat ke arahnya?“Bu Monika kira aku sengaja ingin menggoda Pak Dylan?”Lydia tertawa kecil. Dia tidak pernah beromong kosong, jadi langsung ke intinya.Menggoda?Dia merasa harga dirinya belum semurah itu!Ciuman saat berdansa tadi memang tak disengaja dan mengagetkan, pasti membuat orang-orang
Thomas melirik Dylan dan tersenyum sedikit terlalu senang, seperti dia sedang mengejek pria itu dalam situasi ini.Seorang Dylan Tansen juga bisa berada di posisi seperti ini!Lucas menyusul Dylan, mengikuti tatapan Dylan yang sedang melihat ke punggung Lydia. Dia berkata, “Pak Dylan, kalian sudah bercerai. tolong jangan menyesal. Ini semua adalah tipuan wanita itu.”Dylan melirik ke arah pria itu dengan ekspresi dingin. “Apa aku perlu belajar darimu?”Lucas merinding mendengarnya, tidak berani mengatakan apa-apa untuk beberapa saat.Wanita itu cukup mempermalukan Dylan di depan semua orang hari ini. Dia sangat kesal. Meskipun perkataan Monika memang agak keterlaluan, siapa suruh wanita itu ingin sekali menikah dengan Dylan waktu itu?Bukannya itu kesalahannya sendiri?Begitu Lydia memasuki venue, banyak orang yang datang untuk bersulang dengannya. Mungkin karena reputasi Agustine Group sebelumnya atau karena dia telah menjadi pusat perhatian malam ini.Dia awalnya datang ke sini untuk
Wajah Monika membeku. Dia berteriak, melihat segelas air dingin disiramkan ke wajah dan tubuhnya.Lydia meletakkan pot hias kembali ke dekat wastafel dengan tenang, bertepuk tangan dan berkata dengan tenang, “Kamu yang memintanya.”“Lydia, beraninya kamu ….”Wajah Monika memerah karena marah dan seluruh tubuhnya gemetaran. Gaun yang dikenakannya adalah gaun kelas atas bermerek Dior. Meski tidak sebagus gaun yang dikustomisasi khusus milik Lydia, harganya juga setidaknya ada 11 digit. Banyak artis dan selebritis yang bahkan nggak bisa melihatnya, dan sekarang gaun itu hancur dibuat Lydia!Lydia tersenyum, tapi senyumannya tidak tulus sampai ke matanya. “Apakah kamu benar-benar berpikir aku akan menahan diri seperti sebelumnya? Kalau kamu menggangguku sekali lagi di masa depan, aku akan memberimu pelajaran. Aku akan memperhitungkan kesalahan lama dan kesalahan barumu sekaligus!”Monika bergidik. Dia melihat hawa dingin di mata Lydia dan merasa sedikit takut.Namun, saat ini, dia tidak ma
Bagaimanapun, Monika berada dalam situasi yang sangat menyedihkan sekarang, dan tidak bisa keluar untuk sementara waktu.Dylan memandang Lydia dengan kening mengkerut, seolah ada pertanyaan rumit di benaknya.“Keluarga Tansen melakukan semua itu padamu. Kenapa kamu nggak mengatakan apa-apa?”“Apa?” Lydia mengangkat alisnya dengan ekspresi acuh tak acuh, seolah dia tidak menyangka Dylan akan mengatakan itu.“Kenapa kamu nggak pernah memberitahuku?”Kalau Lydia memberitahunya, dia akan menghentikan keluarganya.Pasti.Mata Dylan yang indah menatap Lydia dengan lekat, tak ingin melewatkan setiap emosi yang muncul di wajah wanita itu.Lydia tersenyum dan berkata, “Semuanya sudah berlalu. Kita sudah bercerai. Aku nggak ingin mengungkitnya lagi.”Apa gunanya membicarakannya? Mereka hanya akan semakin mempermalukannya.“Kita sudah bercerai, tapi memangnya kenapa kalau kita membicarakannya? Kamu harus memberitahuku kenapa kamu ingin bercerai tiba-tiba tanpa alasan, ‘kan?” Dylan menahan gejolak
Di dalam mobil hanya terdengar suara musik yang pelan, yaitu “Serenade” versi biola favorit Lydia.Baru pada saat inilah Lydia benar-benar bisa rileks. Dia mengangkat gaunnya sedikit dan melamun. Entah apa yang dia pikirkan.Nixon melirik adiknya dan berkata, “Lydia, apa Thomas sedang mengejarmu?”Sekilas saja dia sudah bisa melihat bahwa ada yang aneh dengan Thomas.Lydia terdiam sejenak, kemudian seolah tersadar dari lamunan, berkata, “Nggak. Dia hanya bercanda. Dia akan kembali normal lagi dalam dua hari.”Nixon menoleh dan tersenyum. “Baguslah kalau begitu.”“Kakak nggak suka dengannya?”Aneh. Hubungan antara keluarga Agustine dan keluarga Rosenthal selalu baik. Kalau tidak, mereka tidak akan menyetujui dia dekat dengan Thomas.“Dia punya terlalu banyak teman wanita dan kehidupan pribadinya terlalu kacau. Dia nggak cocok untukmu, tapi kalau kamu bahagia ….” Nixon sedikit ragu.Lydia tersenyum dan berkata, “Kakak ngomong apa, sih? Bagaimana aku bisa pacaran dengan temanku sendiri? L
Alarm berbunyi. Lydia tidur sampai langit terang.Lydia bersikeras meminta untuk diantar pulang ke apartemennya tadi malam. Dia merasa jauh lebih nyaman ketika bangun dan tidak harus melihat begitu banyak pelayan.Saat menghidupkan ponselnya, dia melihat foto-foto pesta tadi malam, yang membuat Lydia dan Dylan masuk trending topic.“Pasangan kaya sepertinya kembali bersama?”Gambar yang menyertai foto tersebut adalah ciuman yang mengakhiri dansa keduanya. Hasil tangkapan foto itu sungguh berseni, bahkan pencahayaan dan latar belakangnya memiliki nilai artistik.Lydia mendengus dingin dan tidak mau memedulikannya, jadi dia menutup halaman itu dan membuka email-nya.Shinta mengirimkan jadwal perjalanan penting hari ini ke ponselnya pagi-pagi sekali. Selesai mandi dan berberes, dia mulai mendengarkan berita di channel finansial yang dibawakan dengan bahasa Inggris.Ketidakbahagiaannya tadi malam seakan terlupakan dan ditinggal di momen itu. Dia tidak akan membiarkan nama Dylan mempengaruh
Lauren sangat membenci Lydia di dalam hati, tetapi dia khawatir dengan informasi mengenainya yang dimiliki wanita ini, jadi dia tidak berani marah secara terang-terangan.“Pengalamanku dalam memimpin sebuah tim nggak kalah bagusnya dengan pengalaman orang lain. Kinerjaku termasuk yang terbaik di antara para manajer senior. Bu Lydia, apa Ibu masih marah dengan apa yang terjadi waktu itu?”Lauren jelas tidak senang.Lydia menunduk dan tersenyum. “Itu nggak benar. Aku ingat Bu Lauren pernah meremehkan kerja sama dengan Julist Group sebelumnya. Sikapmu akan memengaruhi suasana kerja sama, jadi ….”“Tentu saja aku akan menuruti keputusan perusahaan,” kata Lauren cepat-cepat.Lydia tersenyum bijaksana dan berkata, “Daftar namanya sudah diserahkan ke dewan direksi. Sayangnya nggak bisa diganti lagi. Lain kali saja kalau ada kesempatan lagi.”Dia sudah mulai mengemasi barang-barangnya, mengira dia sudah “mengusir” tamunya itu dengan jelas.Lauren menggertakkan gigi dan berkata, “Akan ada solus