Share

Wasiat Ibu

Mellisa melangkah pergi dengan perasaan tak menentu. Pilihan itu pada akhirnya membuat dirinya tak berdaya. Akan tetapi sedikit demi sedikit ia yakin bisa mengatasi perasaannya saat ini. Untuk itulah ia memilih berdamai dengan kenyataan. Sebuah kenyataan bahwa Dokter Yusac adalah satu satunya jalan untuk ia bisa menentukan sikap.

Malam ini iapun akhirnya menghubungi dokter Yusac untuk menjemput dirinya di mansion Abraham. Ia berharap ia bisa bernapas sejenak dengan kekecewaannya saat ini atas keputusan Indra.

"Masuklah," sambut dokter Indra dengan membuka pintu mobil untuknya.

"Terimakasih," ujar Mellisa lirih.

Sekian lamanya mereka hanya diam membisu.

"Ehmm, Mellisa, aku sangat lapar sekarang ini. Bisakah kita mampir ke restoran sebentar?"

Mellisa hanya mengangguk, bahkan sebenarnya iapun belum sempat mencicipi makanan hidangan pernikahan Abraham tadi.

Di restoran, Mellisa masih bersikap canggung dan diam. Hingga beberapa orang pramusaji menyiapkan menu makanan di hadapan mereka.

"Ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status